Cerita Sex Suster Montok Bikin Teransang

Cerita Sex ini berjudul “Suster Montok Bikin Teransang” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

Ceritasexindo – Cuaca malam itu sungguh tidak bersahabat dimana sejak jam sebelas tadi hujan gak kunjung berhenti deras sekali disertai petir yang menyambar, di depan pintu kamar periksa ada Mas Bram, Dia Seorang dokter muda yang Berbakat, Dia masih berumur 27Tahun dengan Tubuh yang Atletis Dan Wajah yang Tampan

Hampir lima tahun dia bekerja di rumah sakit ini, Mas Bram masih terus juga membaca buku. Hening sekali suasana di sana, bunyi yang terdengar hanya bunyi rintik hujan, angin. Tak lama kemudian terdengar bunyi lain di lorong itu, Suarnya seperti Wanita yang sedang Bicara tetapi Pelan sekali suaranya, Ntah apa yang sedang dibicakannya
“Siapa tuh ya, malem-malem ke sini?” tanya Mas Bram.
Ternyata seorang gadis cantik berpakaian perawat Ketat dan mengerai rambutnya. Dia Memiliki Body yang Hot Seperti Suster Naked ^Hehe. Karena Pakaian Perawatnya Ketat membuat lekuk tubuhnya tercetak,Terutama Payudara yang Bulat Dan Pantat yang Besar dan Sintal. Suster itu ternyata berjalan ke arahnya.

“Permisi, Mas,” sapanya pada Mas Bram dengan tersenyum manis.
“Malam Sus, lagi ngapain nih malem-malem ke sini?” balas Mas Bram.
“Ohh… hehe… anu Pak abis jaga malam sih, tapi belum bisa tidur, makanya sekalian mau keliling-keliling dulu.”
Mas Bram bingung sebab tidak tahu kalau suster itu juga jaga. Maka Mas Bram bertanya, Kayaknya wajah suster sangat asing disini

“Iya c, saya baru pagi tadi sampai di sini, Saya baru masuk disini” jawabnya, “jadi sekalian mau ngenal keadaan di sini juga.”
“Oo… pantes saya baru liat,” kata Mas Bram.
“Emang bapak kira siapa?” tanyanya lagi sambil menjatuhkan pantatnya pada bangku panjang dan duduk di sebelah Bram.
“Dilihat-lihat Suseter Sexy juga, hahaha,” timpal Mas Bram mencairkan suasana. “Iyahsih banyak yang bilang kalau Body saya Enak sekali digoyang pak,” Jawab Suster Nita sedikit nakal
“Aaah kamu pande sekali buat yang dibawa jadi bangun” Hehe^^ Candaku Sambil merayu Nita

“Hihi… iya-iya maaf deh mas, emang saya suka Cerita2 Porno sih jadi kebawa-bawa deh,” katanya.
“Nita, Kalau Disini jangan Ngomongin yang gitu-gitu ntar susah kalo udah nyangkut” sahut dengan wajah serius.
“Iya mas, maaf deh,” katanya.
“Eh iya nama saya Anita, suster baru di sini, Mas dokter disini juga yah?” sambil melihat ke dokter itu.

“Kalau saya Bram, saya yang jadi dokter jaga malam di sini,” pria setengah baya itu memperkenalkan diri.
“Omong-omong Sus ini sudah lama di RS ini?” tanya si dokter.
“Ya belum sih,” kata Anita.
“Pantas baru saya lihat, saya sudah lihat namanya dalam jadwal tapi baru inilah saya lihat orangnya. Montok Sekali!!” kata Bram sambil mulai memeluk tubuh anita agak memeras Pantat Sintal Nita

Malam itu dokter Bram merasa beruntung sekali mendapat teman ngobrol seperti Suster Anita, biasanya suster-suster lain paling hanya tersenyum padanya atau sekedar memberi salam basa-basi. Karena Dokter Bram orangnya Terlalu Dingin dan cuek

Pria normal mana yang tidak tertarik dengan gadis berkulit putih mulus berwajah kalem seperti itu, rambut hitamnya digerai kesamping dan tampaklah dua buah melonnya yang bulat dan besar tubuhnya yang padat dan montok itu lumayan tinggi (168 cm), pakaian perawat dengan bawahan rok pendek setegah paha.

Anita sendiri baru berusia 24 tahun dan belum menikah. Untuk gadis secantik Anita sebenarnya tidak begitu susah mendapat pasangan ditambah lagi dengan bodinya yang montok dan padat, tentu banyak lelaki yang mau dengannya.

Suasana malam yang dingin membuat nafsu pria itu mulai bangkit, apalagi Mas Bram sudah seminggu tidak ngentot istrinya karena sedang datang bulan dan walaupun istrinya lebih cantik dari Suster Anita, tapi dalam hal bodinya tentu saja kualitasnya kalah dengan suster ini.

Mas Bram terus menyengol suster Anita dengan Kata Rayuan Porno yang buat Anita Agak sedikit gelisah dan seperti tak mau menunggu lama lagi

“Kalau boleh jujur, saya agak sedikit terangsang ngelihat tubuh mbak Anita,” kata Bram sambil merangkul punggu Anita dan Sedikit Menyenggol Payudara Anita yang Padat sekali.
“Eh… sst jangan dong Mas Bram, Gelii tauu ?!” Anita protes hanya melihat wajah Mas Bram yang lagi horny

“Ah, Mbak masa pegang gini aja gak boleh, lagian di sini kan sepi gini, dingin lagi,” dan tangan Bram pun pindah ke atas pahanya anita yang mulus dan mulai menyingkapkan roknya yang hampir 1/3 terbuka
“Pak jangann Aaah!!, Saya malu pak! Jangan dibuka buka gitu dong” wajah Nita kelihatannya BT, matanya menatap tajam si dokter yang tersenyum mesum.
“Jangan marah dong mbak, Janji deh nggak bakalan saya buat kecewa” sahut Dokter bram yang mulai mencium lembut leher anita

Dokter Bram mulai kurang ajar, ternyata tangannya sudah menaikan Rok Mbak Anita sampai ke perut Dan kelihatanlah CDnya dan ditumbuhi BuluBulu Yang lebat dan Hitam menggoda
“Heyyyyy!!! Kamu kok berani sekalii????” Mbak Nita mulai terlihat marah tapi dia tidak merontah”. dan tangan Mas Bram mulai Membelai Payudara Padat itu perlahan

Sungguh Kencang dan bulat sekalii Buahh Melonnya Anita”guman dalam hati sambil mulai membuka kancing baju anita

Setelah diciumin dan dijilatin lembut lehernya Anita, alhasil Baju anita akhirnya terbuka Setengah. Dan mulai memeras Payudara Anita, Bukan main Payudara itu seakan mau meledak keluar BH saja Tidak dapat menampung Bulatan besar itu
“Aaaaahhh!!!!! SShhttt!!! Jangann kamu remass payudaraku!!” Langsung dilumatnya bibir Mbak anita dengan Nafsu yang membara dan Diurut-urutnya Payudara Anita
“Mmm… mmhh !” Mbakk Nita Meronta-Rontah Dan tangannya berusaha menurunkan Roknya yang tersingkap Tapi semua sia-sia. Dan jemari bram mulai mengelus dari lutut sampai pangkal pahanya

“Aahh… jangan… mmhh !” Nita berhasil melepaskan diri dari cumbuan si dokter tapi cuma sebentar, karena ruang geraknya terbatas bibir mungil itu kembali menjadi santapan bram.

Lalu tangan Mas Bram mulai meremas-remas dadanya sudah hampir terbuka, Bram dapat merasakan kalau Payudara Anita yang masih kencang dan bulat sekali itu masih belum pernah disentuh laki laki

Lama-lama perlawanan Mbak Nita melemah, sentuhan-sentuhan pada daerah sensitifnya telah meruntuhkan pertahanannya. Birahinya bangkit dengan cepat apalagi suasananya sangat mendukung dengan hujan yang masih mengguyur dan dinginnya malam.

Mulut Mbak Nita yang tadinya tertutup rapat-rapat menolak lidah Bram kini mulai membuka. Tangannya mulai meremas remas Payudaranya dan memelintir Puting susu yang sudah mengeras

Mbak Nita pun menanggapinya, lidahnya mulai saling jilat dengan lidah pria itu, liur mereka saling tertukar.

Tangan perkasa dokter itu menyusup ke dalam Celana dalam mbak Anita, Dan mulai mengelus2 kedua bibir memek itu dan sedikti memainkan Clistorisnya
“Aaaahh Ehmm Eshhhtt Jangann Bramm”Dia Menringis kenikmatan saat memeknya digesek”
“Sudaah nikmatin saja Nita, Enakkan??”Sambil mengemut putingn yang merah jambu itu dengan lahap
“Aahissshhh Oughh, Bajingan kamuu bramm!!!!” Nita mengigit bibirnya karena saking nikmatnya

“Kita ke dalam aja biar lebih enak,” kata Bram
“Bajingann kamu bram! Beraniberaninya kamu menikmati Tubuhku” Nita masih memperingatkan dokter itu.
“Udahlah Sus, Kamu juga Enakan??” Bram narik lengan Anita

Bram mencopot Celana Dalam Anita dengan cepat dan jongkok dibawah memek anita, Terus mengangkat satu pahanya keatas dan tampaklah Memek yang sudah merah merekah sangat indah

Tubuh anita bergetar dan menahan geli. Karena lidah Bram mulai menjilatin memek yang indah itu, mulai dari Cristolis sampai memasukan lidahnya kedaalam lubang memeknya yang becek

“Aa…aa..aaa…hhh Sh..hht.t. Ou…ghh Aaaammpunnn!” Dia menjilatin memekitu sambil kedua tangan meremas kencang kedua buah payudara Indah itu “Aaahhh A….aaa..hhmmp…unn Bramm aku nggak k…u.at.t

“Sekarang tinggal ” kata Pak Bram membuka pakaiannya, “pokoknya malam ini Bapak bakal muasin Sus hehehe!”
Nita tertegun melihat pria gagah itu sudah telanjang bulat di hadapannya, tubuhnya terbilang kekar, penisnya yang sudah menegang itu lumayan besar juga dengan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat.

Dia naik ke ranjang ke atas tubuh Anita, wajah mereka saling bertatapan dalam jarak dekat.. Bram begitu mengagumi wajah cantik Nita,
“Pak, apa ga pamali main di tempat ginian?” tanya Nita.

“Ahh… iya sih tapi masa bodo lah, yang penting kita seneng-seneng dulu hehehe,” habis berkata dia langsung melumat bibir gadis itu. Mereka berciuman dengan penuh gairah, Nita yang sudah terangsang berat itu melingkarkan tangannya memeluk tubuh Pak dokter Bram .

Anita masih memakai Seragam, Lalu disingkapkan Semua Pakaiannnya. Luar biasa Indahnya tubuh Anita tak ada sehelai benangpun yang membalut tubuhnya yang molek itu
“Jujuryah aku belum pernah merasakan, tubuh yang Sesintal dan Sepadat ini! Setelah lima menitan berciuman sambil bergesekan tubuh dan meraba-raba, mereka melepas bibir mereka dengan nafas memburu.

“Aku masukin sekarang yah, udah ga tahan nih!” katanya di dekat telinga Anita.
Nita hanya mengangguk. Bram langsung menempelkan penisnya ke mulut vagina gadis Nita itu.
Terdengar desahan sensual dari mulut gadis itu ketika Bram menekan penisnya ke dalam.
“Uuhh… sempit banget Nita, masih perawan ga sih?” erang pria itu sambil terus mendorong-dorongkan penisnya.
“Weleh-weleh, enaknya, legit banget Nita kalau masih perawan,” komentar pria itu, “belum pernah ngentot ya Nita sebelumnya, kalo boleh tau?”
Sebagai jawabannya Nita menarik wajah pria itu mendekat dan mencium bibirnya, agaknya dia tidak berniat menjawab pertanyaan itu.

Bram mulai menggoyangkan pinggulnya memompa vagina gadis itu. Desahan tertahan terdengar dari mulut Nita yang sedang berciuman. Pria itu memulai genjotan-genjotannya yang makin lama makin bertenaga.

Suster Nita pun semakin terbuai dan menikmati persetubuhan beda jenis ini. Dia tidak menyangka pria seperti dokter itu sanggup membawanya melayang tinggi. Pria itu semakin kencang menyodokkan penisnya dan mulutnya semakin menceracau, nampaknya dia akan segera orgasme.
“Malam masih panjang Pak, jangan buru-buru, biar saya yang gerak sekarang,” kata gadis perawat itu tanpa malu-malu lagi.

Mata Bram membeliak saat penisnya terjepit di antara dinding kemaluan Nita yang sempit. Ia mulai menggerakkan tubuhnya naik turun dengan kedua tangannya saling genggam dengan pria itu untuk menjaga keseimbangan.
“Sssshhh… oohh… yah… aahh!” Nita mengerang sambil menaik-turunkan tubuhnya dengan penuh gairah.

Sungguh suster Nita memiliki tubuh yang sempurna, buah dadanya montok dan proporsional, perutnya rata dan kencang, pahanya juga indah dan mulus, sebuah puisi kuno melukiskannya sebagai kecantikan yang merobohkan kota dan meruntuhkan negara.

Kembali Nita dan dokter jaga itu memacu tubuhnya dalam posisi woman on top. Nita demikian liar menaik-turunkan tubuhnya di atas penis Bram , dia merasakan kenikmatan saat penis itu menggesek dinding vagina dan klitorisnya.
“Ayo manis, goyang terus… ahh… enak banget!” kata Bram sambil meremasi payudara gadis itu.

Akhirnya Nita tidak tahan lagi, ia telah mencapai orgasmenya, mulutnya mengeluarkan desahan panjang. Bram yang juga sudah dekat puncak mempercepat hentakan pinggulnya ke atas dan meremasi payudara itu lebih kencang.

Ia merasakan cairan hangat meredam penisnya dan otot-otot vagina Nita itu meremas-remasnya sehingga tanpa dapat ditahan lagi spermanya tertumpah di dalam dan membanjir, maklum sudah seminggu gak dikeluarkan.

Setelah klimaksnya selesai, tubuh Nita melemas dan tergolek di atas tubuh dokter itu. Nita yang baru berusia 24 tahun itu begitu kontras dengan pria di bawahnya yang lebih pantas menjadi bapaknya, yang satu begitu ranum dan segar sementara yang lain sudah agak tua.

“Asyik banget Sus, sudah selama seminggu saya gak ginian loh,” ujar Bram dengan tersenyum puas.
“Gile nih malem, ga nyangka bisa dapet yang ginian,” dia seperti masih belum percaya hal yang dialaminya itu.

Sedangkan Bram sering menekan-nekan kepala gadis itu sehingga membuat Nita terkadang gelagapan.
“Gila sih bram, Dikirain gua PSK ditekantekan nyepogin kontol dia” kata Nita dalam hati.

Walaupun digituin, Anita Merasa Sangat menikmati Kontol besar Bram yang Hampir Semulutnya Dengan nikmat dihidapnya kepalanya dengan telaten
Nita menggunakan tangan dan mulutnya bergantian melayani penis itu hingga akhirnya penis Bram meledak lebih dulu ketika ia menghisapnya.

Sperma si dokter langsung memenuhi mulut gadis itu, sebagian masuk ke kerongkongannya, sebagian meleleh di bibir indah itu karena banyaknya. Pria itu melenguh dan berkelejotan menikmati penisnya dihisap gadis itu. Tak lama kemudian Bram pun menyemburkan isi penisnya dalam kocokan Nita, cairan itu mengenai wajah samping dan sebagian rambutnya. Tubuh Nita pun tak ayal lagi penuh dengan keringat dan sperma yang berceceran.

“Nita hebat banget, sepongannya dahsyat, saya jadi kesengsem loh,” puji Bram ketika beristirahat memulihkan tenaga.
“Sering-sering main sini yah Sus, saya kalau malem kan sering kesepian hehehe,” goda Bram .

Nita tersenyum dengan hanya melihat pantulan di cermin, katanya, “kenapa nggak, saya puas banget malem ini, mulai sekarang saya pasti sering mendatangi dokter.”
Jam telah menunjukkan pukul setengah dua kurang, berarti mereka telah bermain cinta selama hampir satu setengah jam. Nita pun berpamitan setelah memakai jaket pinknya dan memakai kembali jilbab putih panjangnya.
Sebelum berpisah ia menghadiahkan sebuah ciuman di mulut. Bram membalas ciuman itu dengan bernafsu, dipeluknya tubuh padat dan montok itu sambil meremas pantatnya selama dua menitan.
“Nakal yah, ok saya masuk dulu yah!” katanya sebelum membalik badan dan berlalu.