NGENTOT DENGAN KEKASIH GELAPKU

Namaku Sinta aku seorang perempuan yang sudah menyandang predikat janda di usia 30 tahun. Aku di tinggal oleh suamiku yang memilih wanita selingkuhannya yang merupakan mantan pacarnya dulu, selama 4 tahun lamanya kini aku sudah hidup sebagai janda. Dan selama ini juga aku tidak pernah mencoba membuka hatiku untuk pria lain, karena aku masih takut untuk menjalin hubungan apalagi aku pernah mengalami yang namanya di duain.

Sebenarnya ada saat-saat aku dimana membutuhkan dan merindukan kasih sayang belaian seorang pria. Tapi aku masih bisa memendamnya, terkadang aku hanya bisa membaca cerita dewasa ataupun cerita hot di internet yang bisa membuatku horny. Saat gairahku mulai bangkit saat itu juga aku hanya bisa melakukan masturbasi seperti dalam adegan cerita ngentot, aku hidup sendiri karena meskipun umur pernikahanku sampai 3 tahun lamanya. Aku belum di karuaniai seorang anak.

Aku hidup di sebuah rumah kontrakan yang sederhana, dan lingkungannya masih rame. Tidak jarang aku menjadi pusat godaan pria yang biasa nongkrong di gang depan, namun hingga saat ii aku belum pernah menjalin hubungan dengan pria lain, walau sebenarnya akupun mencari pria yang tepat untukku. Aku takut kalau sampai menemukan pria yang sama dengan suamiku, yakni tukang selingkuh.

Awalnya aku memang membenci orang yang suka menyelingkuhi pasangannya. Tapi akhirnya hal itu terjadi padaku sendiri, aku menyukai seorang pria yang sudah memiliki istri, awalnya aku menolak perasaan yang datang dalam hatiku. Bahkan aku sering mencari cara agar tidak bertemu dengannya, karena dia juga satu kantor denganku. Tapi semua usahaku sia-sia karena akupun harus berjumpa dengannya setiap hari di tempat kerja.

Hingga pada suatu hari saat jam kantor berakhir, dan aku sedang menuju halte biasa aku menunggu bis yang akan membawaku pulang. Namun ada mobil yang mengikutiku karena bnayak mata yang melihat ke arahku, akupun langsung ikut masuk dalam mobil tersebut. Yang ternyata tidak lain adalah mas Bram, pria yang selama ini memang sering memberikan perhatian lebih padaku. Dan aku tidak dapat menyangkal kalau aku memang ada hati juga terhadapnya.

Begitu masuk dalam mobilnya diapun melaju dengan kecepatan sedang, melihatku tidak berkata apa-apa akhirnya diapun berkata lebih dulu “Kita makan dulu ya Sin…?” katanya dan akupun langsung menjawab “Tapi aku sudah makan tadi mas.. biar anterin saya pulang saja..” Mas Bram menjawab ” Ya sudah kalau begitu.. tapi lain kali kamu ikut saya ya.. kita makan bareng” Aku hanya tersenyum.

Begitu masuk gang tempat aku tinggal banyak mata yang memandang ke arah mobil mas Bram yang berhenti tepat di depan rumahku. Akupun langsung turun dan sebelumnya aku mengajak mas Bram untuk mampir tapi dia tidak mau dan saat itu akupun berpikir untung saja dia tidak mau di ajak mampir kalau tidak akan banyak gunjingan dari tetanggaku. Akupun masuk kedalam rumah lalu mengintip mobil mas Bram yang masih berbelok di depan.

Sejak saat itu mas Bram sering mengajakku pulang bareng, dan akupun senang dia melakukannya. Bahkan pernah sekali mas Bram tidak nampak batang hidungnya dan aku merasa begitu kehilangan tapi aku malu untuk menghubunginya sekedar menanyakan kabarnya hari itu, dan aku hanya bisa memendamnya. Meskipun dalam hati aku ingin sekali menghampiri mas Bram tapi aku sadar kalau dia sudah memiliki sebuah keluarga.

Akhirnya aku hanya bisa menunggu keesokan harinya untuk melihat mas Bram. Tapi di kantor aku belum juga melihatnya pagi itu, karena ruang kerja kami berbeda akhirnya ketika jam istirahat akupun memberanikan diri menuju ruangan mas Bram untuk melihatnya namun aku tidak melihatnya juga, celingukan aku mencari dengan mataku. Karena belum terlihat juga akhirnya akupun hendak pergi dari sana.

Begitu aku membalikan tubuhku tiba-tiba mas Bram sudah berada di depanku “Kamu mencari saya Sin..?” Katanya langsung padaku “Ooh tidak mas.. saya….eeehhh..” Rupanya mas Bram tahu kalau aku salting di depannya karena itu diapun berkata “Nanti kita pulang bareng ya.. aku tunggu kamu” Saat itu juga ku hanya bisa menganggukan kepala lalu berlalu dari tempat itu ada rasa malu saat itu juga.

Sepulang kerja kamipun langsung pergi ke sebuah tempat yang agak jauh dari kota. Di sana mas Bram mengajakku makan bareng habis itu dia membawaku ke sebuah tempat penginapan, aku tahu kalau kami akan melakukan hal yang biasa di lakukan oleh pasangan yang sedang kasmaran, seperti dalam cerita ngentot tapi aku tidak berusaha menolaknya sedikitpun dan benar saja begitu kami masuk dalam kamar penginapan tersebut.

Mas Bram langsung memeluk tubuhku dan aku tidak merasakan malu ataupun segan sama sekali, yang ada aku langsung membalas pelukan mas Bram “Sinta.. aku sa..yang kamu…” Kata yang keluar dari mulut mas semakin membuatku bergairah untuk melakukan adegan layaknya dalam cerita ngentot “Aaaaaggghhh… aaaggghh… eeeeuuummmppphhh… aaaggghh… ” Desahku ketika sentuhan mas Bram mulai menggerayangi.

Dia lumat bibirku dengan mesranya sehingga aku merasa melayang, apalagi dia lepas pakaian yang aku kenakan sehingga tidak butuh lama aku sudah dalam keadaan telanjang bulat. Aku peluk erat tubuh mas Bram dan menundukan kepalaku tapi dengan lembut mas Bram mendongakan kepalaku lalu dia kembali mengecup keningku lalu beralih ke bibirku saat itulah aku semakin bergairah, serasa bergetar rasa dalam hatiku.

Mas Bram membopong tubuh bugilku lalu dia rebahkan ke atas tempat tidur, dengan mesranya dia menyentuh bibirku lalu beralih semakin ke bawah hingga sampai di toketku. Dengan tangannya mas Bram meremas toketku bahkan dia kecup lalu memainkan putingku “Ooouuugggghhhh… ooooouuuggghh…. oooouuuuggghhhh…. mas… aaaggghhh…” Ada rasa nikmat yang mengalir pada setiap tubuhku.

Baru kali ini aku menikmatinya “Oooouuuggggghhhh…. ooouuuggghhh… aaaaggghhh… saaaaa.. yang…” Terdengar kata yang menurutku mesra dari mulut mas Bram, kemudian dia memasukkan kontolnya pada lubang memekku ini. Akupun merenggangkan kakiku agar lebih leluasa mas Bram menancapkan kontolnya, diapun menggoyang pantatnya dan akupun mengimbangninya dengan cara ikut bergerak di bawah tubuhnya.

Mas Bram terus saja melakukan gerakan hingga akupun terbuai “OOOoouuugghh… aaaagagggggghhh…ooouuugghhh… mas…. sa… kit…. aaaagggghh..” Mendengar perkataanku yang sedikit mendesah mas Brampun memperlambat gerakan maju mundurnya, hingga akupun begitu menikmatinya. Dia kembali menggoyang sambil terus meremas toketku yang ikut bergoyang karena gerakan tubuhku yang semakin lama semakin cepat.

Akupun mencoba berpegangan pada bahu serta terkadang akupun menjambak rambutnya, menahan rasa nikmat yang tiada terkira “OOOouuuugggggh… aaaagggggghhh… ooooouuuggghhh…. aaaaagggghhh… mas…. nik… maaat… sa… yang… aaaaggggggghhh…. aaaagggggghhhh..” Akhirnya aku lihat mas Bram mempercepat gerakannya dan semakin mengucur keringat yang keluar dari tubuh kami berdua.

Aliran kenikmatan ku rasakan dalam tubuhku, tiba-tiba aku lihat mas Bram mengejang lama dan “Aaaaaagggghhh… Sin… aaaggghhh.. mas… nggaaak… aaagggghhh…….oooouuugggghhhh….. aaaaaggghhhhh…. aaagggghhh… “Saat itu juga sperma mas Bram memenuhi lubang memekku, akupun mencapai puncak klimaks bersamaan dengan dia mencapai kepuasan juga. Kamipun saling memeluk seakan tidak mau melepas pelukan kami lagi.