Cerita Sex Memek Mbak Vera Si Janda Binal

Cerita Sex ini berjudul “Cerita Sex Memek Mbak Vera Si Janda Binal” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

Ceritasexindo Sebelumnya aku tidak pernah menduga kalau bakalan kepincut dengan wanita yang lebih dewasa dariku, bahkan kini dia sedang menyandang predikat janda muda. Vera namanya awalnya aku biasa memanggilnya mbak Vera, karena dia memang salah satu tetanggaku. Dari dulu aku mengenal mbak Vera, masih aku ingat kalau sejak dia sekolah duu sudah banyak yang mendekati mbak Vera.

Saat itu aku baru kelas 1 SLTP sedangkan mbak Vera sudah kelas 3 SMA, kala itu aku belum mengenal seperti dalam cerita seks ataupun yang lainnya. Paling hanya mengenal cinta monyet dengan teman satu kelasku, namaku Barfi di sekolah aku memang di kenal dengan cowok badung. Tapi aku dengan mudahnya dapat mendekati cewek cantik yang aku suka bahkan sering kali pula aku gonta ganti pacar di sekolah.

Walau begitu aku belum pernah melakukan adegan seperti dalam cerita seks 17 tahun, paling hanya berciuman dan semacam itu saja. Tanpa melakukan hal-hal yang tidak lebih dari itu, setiap hari ke sekolah aku selalu menggunakan motor dan terkadang aku melihat mbak Vera di halte depan. Dan akupun menawarkan tumpangan padanya karena dia tidak mau dengan alasan tidak membawa helm.

Akupun mencari cara, aku bawa helm dari rumah dan bilang kalau aku akan mampir ke rumah teman nantinya. Awalnya mbak Vera tidak mau namun akhirnya diapun mau ikut denganku bahkan sekarang hampir setiap hari kami pergi berdua karena tempat bekerja mbak Vera searah dengan sekolahku. Hal yang paling aku suka ketika memboncengnya adalah ketika ada jalan rusak.

Ataupun jalanan macet maka aku akan menggunakan segala cara untuk membuatnya memelukkku dari belakang. Saat itulah aku bergetar seluruh tubuhku manakala toket mbak Vera terasa empuk di punggungku. Makin lama sepertinya mbak Vera mengerti namun bukannya dia marah malah dia mencubit manja pinggangku “Barfi nakal aaahhh..” Aku hanya tersenyum begitu juga mbak Vera.

Karena terlalu sering jalan bareng meskipun hanya menumpang, kamipun menjadi lebih dekat. Pernah sekali kami bertemu di sebuah cafe saat itu aku dengan teman-temanku bahkan aku bersama dengan Intan pacarku, tapi begitu melihat mbak Vera masuk akupun gabung dengannya. Saat itu mata teman-temanku menatap aneh padaku karena meninggalkan Intan pacarku demi Mbak Vera.

Tapi aku cuek saja karena bagaimanapun juga aku memang lagi kesemsem sama mbak Vera, hari inipun aku ada janji dengan mbak Vera dia memintaku mengantarnya ke salah satu acar temannya di salah satu hotel. Kamipun menuju ke sana dengan menggunakan taksi, kata mbak Vera kalau naik motor nanti pulangnya takut kemalaman, dan benar saja acara itu berakhir jam 10 malam.

Sedangkan perjalanan kami harus menempuh satu jam perjalanan, namun aku kaget ketika mbak Vera berkata “Barfi..kamu nggak capek?.. gimana kalo kita menginap malam ini.. bukankah malam minggu.. coba kamu telpon mama kamu dulu giihhh..” Akupun bilang pada mbak Vera kalau aku memang sering menginap di rmah teman, jadi mamaku sudah tahu meskipun aku tidak meneponnya.

Akhirnya kamipun menginap di hotel tersebut, tentu saja dengan kamar yang berbeda. Namun belum sempat aku memejamkan mata karena sedari tadi masih membuka situs dewasa cerita seks 17 tahun di ponselku, tiba-tiba pintu kamarku ada yang mengetuknya ketika aku buka ternyata mbak Vera “Barfi.. mbak nggak bisa tidur kita ngobrol aja yuk..” Katanya sambil terus masuk dalam kamarku.

Akupun mengikutinya jalannya dan tidak sengaja mbak Vera berhenti dadakan dan tubuhkupun menabraka tubuhnya. Dengan cepatnya kamipun saling berpelukan lalu saling menatapa mata kami begitu tajam sehingga dengan tanpa kami sadarai bibir kami sama-sama saling pagut “UUuuuugggggghhh… Baaaarfffiiii…. aaaaaggggggggh… aaaagggghh… aaaggghhh..” Belum seberapa desah mbak Vera sudah memburu.

Saat itu aku tahu kalau dia sedang sange, dia terus mendorong leher belakangku untuk lebih erat mencium bibirnya. Bahkan aku tidak bisa brgerak karena dekapannya yang begitu erat “Mbaaak.. pelan.. pelan… heeeehhh… eeuummmmuuuuuaaaacchh..” Rayuku melihat dia memburu seperti itu, dan aku lihat mbak Vera kini lebih lembut mencium bibirku dan sentuhan tangannya.

Pada tubuhku mulai mengelus dengan lembut “OOoouuugggggghhh… aaaaaaggggghh… aaaaagggggh.. aaaaagghh…. aaaggghhh..” Dia kembali mendesah sambil melepas pakaiannya sendiri akupun mengikuti gerakannya dengan melepas celana yang aku pakai, setelah melihat aku yang sudah telanjang bulat diapun menunduk lalu dengan buasanya melumat kontolku ke dalam mulutnya.

Akupun begitu menikmatinya karena baru kali ini aku menikmati hal seperti ini “OOOOuuugggghh… mbaaaakkk…. aaaaaggghhh… nikkmaaaaat… mbaaaaakkkk… aaaaaggghhh…. aaaaggghhhh… aaaaagggghhhh… aaaagggghhhh…” Desahku ketika aku sudah tidak kuat menahannya, kontolku dari ujung sampai pangkalnya di sedot oleh mulut mbak Vera.

Bahkan dia mengulumnya di dalam mulutnya “Ooouugghh… mbaaak… aaaaggggghh.. itu apa mbaaak… aaaaaaagggghh… aaaaagggghhh..” Kontolkupun di keluarkan dar dalam mulutnya tapi bukannya diam kini tangannya yang mulai mengelus serta mengocok-ngocok kontolku dan ketika kontol itu semakin besar dan semakin menegang mbak Verapun kembali melumatnya di dalam mulutnya.

Bagai pemain dalam adegan cerita seks dia terus melakukan hal itu. Sampai-sampai tubuhku bergetar hebat dan croooootttt crrrooootttt.. aku menumpahkan sperma kentalku di dalam mulut mbak Vera, bukannya mundur dia dengan lahapnya menyedot bahkan membersihkan spermaku yang muncrat sampai di wajahnyapun penuh “Aaaggghh.. mbak.. jaangaaaan… aaaggghh..” Aku berusaha mendorong kepalanya.

Namun dia menatapku dengan penuh nafsu dan kemabli melanjutkan membersihkan spermaku dengan mulutnya. Dan kemudian dia bangun dan melumat bibirku, bukannya merasa jijik akupun bergairah melumat bibir mbak Vera, kamipun kembali bergumul kali ini di atas tempat tidur. Lama kelamaan kontolku menegang dan membesar lagi saat itu juga mbak Vera bersiap-siap melakukan aksinya lagi.