Cerita Sex Kenangan Yang Tak Terlupakan Di Kamar Tante

Cerita Sex ini berjudul “Cerita Sex Kenangan Yang Tak Terlupakan Di Kamar Tante” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

Ceritasexindo – Pagi itu saya ada janji untuk melindungi tempat tinggal tanteku. Oh ya, tanteku ini orangnya cantik dengan muka seperti artis sinetron, namanya Ninik. Tinggi tubuh 168, payudara 34, serta badan yang langsing. Mulai sejak kembali dari Malang, saya seringkali main ke tempat tinggalnya. Hal semacam ini saya kerjakan atas keinginan tante Ninik, karna suaminya seringkali ditugaskan ke luar pulau.

Oh ya, tante Ninik memiliki dua anak wanita Awal serta Fifi. Awal telah kelas 2 SMA dengan badan yang langsing, payudara 36B, serta tinggi 165. Sedang Fifi memiliki badan agak bongsor untuk gadis SMP kelas 3, tinggi 168 serta payudara 36. Tiap-tiap saya ada dirumah tante Fifi saya terasa seperti ada di satu harem. Tiga wanita cantik serta seksi yang menyukai menggunakan bebrapa pakaian transparan bila dirumah. Kesempatan ini saya juga akan katakan pengalamanku dengan tante Ninik di kamarnya saat suaminya tengah pekerjaan dinas luar pulau untuk 5 hari.
Hari Senin pagi, saya meningkatkan motorku ke tempat tinggal tante Ninik. Sesudah perjalanan 15 menit, saya hingga di tempat tinggalnya. Segera saya parkir motor di teras tempat tinggal. Kelihatannya Awal serta Fifi masih tetap belum juga pergi sekolah, demikian halnya tante Ninik belum juga pergi kerja.
“Met pagi semua” saya katakan sapaan seperti umumnya.
“Pagi, Mas Firman. Lho kok masih tetap kusut berwajah, tentu baru bangun ya? ” Fifi membalas sapaanku.
“Iya nih kesiangan” saya jawab sekenanya sembari masuk ke ruangan keluarga.
“Fir, anda antar Awal serta Fifi ke sekolah ya. Tante belum juga mandi nih. Kunci mobil berada di tempat umumnya tuch. ” Dari dapur tante menyuruh saya.
“OK Tante” jawabku singkat.
“Ayo duo cewek paling manja sedunia. ” celetukku sembari masuk ke mobil. Iya lho, Awal serta Fifi memanglah cewek yang manja, bila pergi senantiasa minta diantar.
“Daag Mas Firman, kelak pulangnya dijemput ya. ” Lantas Awal menghilang di balik pagar sekolahan.
Usai telah tugasku mengantar untuk hari ini. Kupacu mobil ke tempat tinggal tante Ninik.
Sesudah parkir mobil saya segera menuju meja makan, lantas ambil jumlah tukang serta melahapnya. Tante Ninik masih tetap mandi, terdengar nada guyuran air agak keras. Lantas hening agak lama, sesudah kurang lebih lima menit tidak terdengar gemericik air saya mulai berprasangka buruk serta saya hentikan makanku. Sesudah menyimpan piring di dapur. Saya menuju ke pintu kamar mandi, sasaranku yaitu lubang kunci yang memanglah telah tak ada kuncinya. Saya matikan lampu ruangan tempatku berdiri, lantas saya mulai mendekatkan mataku ke lubang kunci. Di depanku terpampang panorama alam yang indah sekali, badan mulus serta putih tante Ninik tidak ada sehelai benang yang menutupi tampak agak mengkilat karena dampak sinar yang tentang air di kulitnya. Nyatanya tante Ninik tengah masturbasi, tangan kanannya dengan lembut digosok-gosokkan ke vaginanya. Sedang tangan kiri mengelus-elus payudaranya bertukaran kiri serta kanan.
Terdengar nada desahan lirih, “Hmm, ohh, arhh”.
Kulihat tanteku melentingkan badannya ke belakang, sembari tangan kanannya makin kencang ditancapkan ke vagina. Rupanya tante Ninik ini telah menjangkau orgasmenya. Lantas dia berbalik serta mengguyurkan air ke badannya. Saya segera pergi ke ruangan keluarga serta menyalakan tv. Saya tepis fikiran-pikiran porno di otakku, tapi tidak dapat. Badan molek tante Ninik, membuatku tergila-gila. Saya jadi memikirkan tante Ninik terkait tubuh denganku.
“Lho Fir, anda sekali lagi apa tuch kok tanganmu dimasukkan celana gitu. Hayo anda sekali lagi ngebayangin siapa? Kelak saya katakan ke ibu anda lho. ” Mendadak nada tante Ninik mencengangkan saya.
“Kamu ini pagi-pagi telah demikian. Mbok ya kelak malam saja, kan enak ada lawannya. ” Celetuk tante Ninik sembari masuk kamar.
Saya agak kaget juga dia ngomong sesuai sama itu. Tapi saya berasumsi itu hanya sebatas guyonan. Sesudah tante Ninik pergi kerja, saya sendirian di tempat tinggalnya yang sepi ini. Karna masih tetap ngantuk saya ubah celanaku dengan sarung lantas masuk kamar tante serta segera tidur.
“Hmm.. geli ah” Saya terbangun serta terperanjat, karna tante Ninik telah berbaring di sebelahku sembari tangannya memegang Mr. P dari luar sarung.
“Waduh, maafin tante ya. Tante buat anda terbangun. ” Kata tante sembari dengan perlahan melepas pegangannya yang sudah buat Mr. P menegang 90%.
“Tante minta ijin ke atasan tidak untuk masuk hari ini serta besok, dengan argumen sakit. Sesudah ambillah obat dari apotik, tante pulang. ” Demikian argumen tante saat saya bertanya mengapa dia tidak masuk kerja.
“Waktu tante masuk kamar, tante saksikan anda sekali lagi tidur di kasur tante, serta sarung anda terungkap hingga celana dalam anda tampak. Tante jadi terangsang serta pingin pegang miliki anda. Hmm, gedhe juga ya Mr. P mu” Tante selalu saja nyerocos untuk menerangkan sikapnya.
“Sudahlah tante, tidak pa pa kok. Lagian Firman tahu kok bila tante barusan pagi masturbasi di kamar mandi” celetukku sekenanya.
“Lho, jadi anda.. ” Tante kaget dengan mimik 1/2 geram.
“Iya, barusan Firman ngintip tante mandi. Maaf ya. Tante tidak geram kan? ” agak takut juga saya bila dia geram.
Tante diam saja serta situasi jadi hening sepanjang kurang lebih 10 menit. Kelihatannya ada gejolak di hati tante. Lantas tante bangkit serta buka almari baju, dengan mendadak dia melepas blaser serta mengurai rambutnya. Dibarengi dengan lepasnya pakaian tidak tebal putih, hingga saat ini terpampang badan tante yang toples tengah membelakangiku. Saya tetaplah terpaku ditempat tidur, sembari memegang benjolan Mr. P di sarungku. Bra warna hitam juga lepas, lantas tante berbalik menghadap saya. Saya jadi salah tingkah.
“Aku tahu anda telah lama pingin menyentuh ini.. ” dengan lembut tante berkata sembari memegang ke-2 bukit kembarnya.
“Emm.., tidak kok tante. Maafin Firman ya. ” Saya makin salah tingkah.
“Lho kok jadi munafik gitu, mulai sejak kapan? ” bertanya tanteku dengan mimik keheranan.
“Maksud Firman, tidak salahkan bila Firman pingin pegang ini..! ” Sembari saya tarik bahu tante ke tempat tidur, hingga tante terjatuh diatas badanku.
Segera saya kecup payudaranya bertukaran kiri serta kanan.
“Eh, nakal juga anda ya.. ihh geli Fir. ” tante Ninik merengek perlahan-lahan.
“Hmm.. shh” tante makin keras mendesah saat tanganku mulai meraba kakinya dari lutut menuju ke selangkangannya.
Rok sebagai penghambat, dengan cepatnya saya buka serta saat ini tinggal CD yang menutupi gundukan lembab. Saat ini tempat kami berbalik, saya ada diatas badan tante Ninik. Tangan kiriku makin berani meraba gundukan yang saya rasakan makin lembab. Ciuman tetaplah kami kerjakan disertai dengan rabaan di tiap-tiap cm sisi badan. Hingga pada akhirnya tangan tante masuk ke sela-sela celana serta berhenti di benjolan yang keras.
“Hmm, bisa juga nih. Kelihatannya semakin besar dari punyanya om anda deh. ” tante kagum pada Mr. P yang belum juga sempat diliatnya.
“Ya telah di buka saja tante. ” pintaku.
Lantas tante melepas celanaku, serta saat tinggal CD yang melekat, tante terbelalak serta tersenyum.
“Wah, rupanya tante miliki Mr. P beda yang lebih gedhe. ” Hilang ingatan tante Ninik ini, walau sebenarnya Mr. P-ku belum juga besar maksimum karna terhambat CD.
Tindakan meremas serta menjilat selalu kami kerjakan hingga pada akhirnya tanpa ada saya sadari, ada hembusan nafas diselangkanganku. Serta kegiatan tante berhenti. Rupanya dia telah sukses melepas CD ku, serta saat ini tengah terperangah lihat Mr. P yang berdiri dengan bebas serta tunjukkan ukuran sesungguhnya.
“Tante.. ngapain berhenti? ” saya beranikan diri ajukan pertanyaan ke tante, serta rupanya ini mengagetkannya.
“Eh.. anu.. ini lho, miliki anda kok dapat segitu ya..? ” agak tergagap juga tante merespon pertanyaanku.
“Gak panjang banget, tapi gemuknya itu lho.. buat tante merinding” sembari tersenyum dia ngoceh sekali lagi.
Tante masih tetap terkesima dengan Mr. P-ku yang memiliki panjang 14 cm dengan diameter 4 cm.
“Emangnya miliki om tidak segini? ya telah tante bisa ngelakuin apa saja sama Mr. P ku. ” Saya menginginkan supaya tante mulai ini secepat-cepatnya.
“Hmm, iya deh. ” Lantas tante mulai menjilat ujung Mr. P.
Ada sensasi enak serta nikmat saat lidah tante mulai beraksi naik turun dari ujung hingga pangkal Mr. P
“Ahh.. enak tante, terusin hh. ” saya mulai meracau.
Lantas saya tarik kepala tante Ninik hingga sejajar dengan kepalaku, kami berciuman sekali lagi dengan ganasnya. Lebih ganas dari ciuman yang pertama barusan. Tanganku beraksi sekali lagi, kesempatan ini berupaya untuk melepas CD tante Ninik. Pada akhirnya sembari menggigit-gigit kecil puting susunya, saya sukses melepas penutup hanya satu itu. Mendadak, tante mengubah tempat dengan duduk diatas dadaku. Hingga terpampang terang vaginanya yang tertutup rapat dengan rambut yang dipotong rapi berupa segitiga.
“Ayo Fir, ubahan anda bisa lakukan apa sajakah pada ini. ” Sembari tangan tante menyeka vaginanya.
“OK tante” saya segera mengiyakan serta mulai mengecup vagina tante yang bersih.
“Shh.. ohh” tante mulai melenguh perlahan saat saya sentuh klitorisnya dengan ujung lidahku.
“Hh.. mm.. enak Fir, selalu Fir.. yaa.. shh” tante mulai bicara tidak teratur.
Makin dalam lidahku menelusuri liang vagina tante. Semakain kacau juga omongan tante Ninik. “Ahh.. Fir.. shh.. Firr saya ingin keluar. ” tante mengerang dengan keras.
“Ahh.. ” erangan tante keras sekali, sembari badannya dilentingkan ke kebelakang.
Rupanya tante telah menjangkau puncak. Saya selalu mengisap dengan kuat vaginanya, serta tante masih tetap bergelut dengan perasaan nikmatnya.
“Hmm.. anda pandai Fir. Tidak rugi tante miliki keponakan seperti anda. Anda mungkin saja pemuas tante nih, bila om anda sekali lagi luar kota. Ingin kan? ” dengan manja tante memeluk badanku.
“Ehh, bagaimana ya tante.. ” saya ngomgong sembari melirik ke Mr. P ku sendiri.
“Oh iya, tante hingga lupa. Maaf ya” tante sadar bila Mr. P ku masih tetap berdiri tegak serta belum juga senang.
Dipegangnya Mr. P ku sembari bibirnya mengecup dada serta perutku. Lantas dengan lembut tante mulai mengocok Mr. P. Sesudah kurang lebih 15 menit tante berhenti mengocok.
“Fir, kok anda belum juga keluar juga. Wah terkecuali besar nyatanya kuat juga ya. ” tante heran karna belumlah ada sinyal tanda ingin keluar suatu hal dari Mr. Pku.
Tante berubah serta terlentang dengan kaki dijuntaikan ke lantai. Saya tanggap dengan bhs badan tante Ninik, lantas turun dari tempat tidur. Saya jilati ke-2 bagian dalam pahanya yang putih mulus. Bertukaran kiri-kanan, hingga pada akhirnya dipangkal paha. Dengan mendadak saya benamkan kepalaku di vaginanya serta mulai menyedot. Tante menggelinjang tidak teratur, kepalanya bergerak ke kiri serta kanan menahan rasa nikmat yang saya beri. Sesudah vagina tante basah, tante memperlebar ke-2 pahanya. Saya berdiri sembari memegang ke-2 pahanya. Saya gesek-gesekkan ujung Mr. P ke vaginanya dari atas ke bawah dengan perlahan. PErlakuanku ini buat tante makin bergerak serta meracau tidak karuan.
“Tante siap ya, saya ingin masukin Mr. P” saya berikan peringatan ke tante.
“Cepetan Fir, mari.. tante telah tidak tahan nih. ” tante segera memohon supaya saya secepat-cepatnya memasukkan Mr. P.
Dengan perlahan saya dorong Mr. P ke arah dalam vagina tante Ninik, ujung kepalaku mulai dijepit bibir vaginanya. Lantas perlahan-lahan saya dorong sekali lagi sampai separuh Mr. P saat ini telah tertancap di vaginanya. Saya hentikan aktifitasku ini untuk nikmati event yang begitu enak. Pembaca coba kerjakan ini serta rasakan sensasinya. Tentu Anda serta pasangan juga akan rasakan satu kesenangan yang baru.
“Fir, kok rasa-rasanya nikmat banget.. anda pandai ahh.. shh” tante bicara sembari terasa keenakan.
“Ahh.. shh mm, tante ini langkah Firman supaya tante juga terasa enak” Saya membalas omongan tante.
Lantas dengan hentakan lembut saya mendorong semuanya sisa Mr. P kedalam vagina tante.
“Ahh.. ” kami berdua melenguh.
Kubiarkan sebentar tidak ada pergerakan, namun tante rupanya telah tidak tahan. Perlahan-lahan serta makin kencang dia menggoyangkan pinggul serta pantatnya dengan pergerakan memutar. Saya juga menyeimbanginya dengan sodokan ke depan. Vagina tante Ninik ini masih tetap kencang, ketika saya menarik Mr. P bibir vaginanya turut tertarik.
“Plok.. plok.. plokk” nada bentrokan pahaku dengan paha tante Ninik makin menaikkan rangsangan.
Sepuluh menit lebih kami lakukan style itu, lantas mendadak tante mengerang keras “Ahh.. Fir tante nyampai lagi”
Pinggulnya dirapatkan ke pahaku, kesempatan ini badannya bergerak ke depan serta merangkul badanku. Saya kecup ke-2 payudaranya. dengan Mr. P masih tetap menancap serta dijepit Vagina yang berkedut dengan keras. Dengan tempat memangku tante Ninik, kami meneruskan tindakan. Lima belas menit lalu saya mulai rasakan ada tekanan panas di Mr. P.
“Tante, saya ingin keluar nih, dimana? ” saya ajukan pertanyaan ke tante.
“Di dalam saja Fir, tante juga ingin sekali lagi nih” sahut tante sembari badannya digerakkan naik turun.
Posisi vaginanya yang rapat serta ciuman-ciumannya pada akhirnya pertahananku mulai bobol.
“Arghh.. tante saya nyampai”.
“Aku juga Fir.. ahh” tante juga meracau.
Saya selalu semprotkan cairan hangat ke vagina tante. sesudah delapan semprotan tante serta saya bergulingan di kasur. Sembari berpelukan kami berciuman dengan mesra.
“Fir, anda hebat. ” puji tante Ninik.
“Tante juga, vagina tante rapet sekali” saya balas memujinya.
“Fir, anda ingin kan nemani tante sepanjang om pergi” pinta tante.
“Mau tante, tapi apa tante tidak takut hamil sekali lagi bila saya senantiasa mengeluarkan didalam? ” saya balik ajukan pertanyaan.
“Gak apa-apa Fir, tante masih tetap turut KB. Janganlah cemas ya sayang” Tante membalas sembari tangannya mengelus dadaku.
Pada akhirnya kami berpagutan lagi serta berpelukan erat sekali. Rasa-rasanya seperti tidak ingin melepas perasaan nikmat yang baru saja kami capai. Lantas kami mandi dengan, serta pernah mengerjakannya lagi di kamar mandi.