Terjebak Dalam Jurang Kenikmatan

Cerita Sex – Sebelum sepuluh tahun yg lalu aku hanyalah anak lakilaki biasa yg senang bermain bola di lapangan yg becek sisa hujan semalam atau berlarilarian mengejar laygan putus sampai ke kebun orang dan dimarahi sang pemilik kebun. Tp kemudian..

Kak, mandi dulu baru makan! teriak ibuku dari dapur.
Ntar ah, lapar nih, Bu! balasku juga berteriak.
Kamu sih, main dari mulai pulang sekolah, baru pulang soresore begini. Ibuku mengomel.

Habis mau bagaimana lagi aku suka sekali bermain laygan, apalagi sekarang sedang musimnya, jadi banyak sekali layglayg yg berterbangan di atas langit sana mengajakku bermain kejarkejaran dengannya.

Ntar Mas Tio mau ke sini lho! ucap ibuku.
Iya, udah tahu! balasku.

Mas Tio, pamanku, adalah anak dari kakak perempuan ayahku yg tinggal di sebuah kota di Jawa Tengah yg terkenal dgn candi Borobudurnya, dan di situ pulalah Mas Tio bekerja sebagai seorang tentara berpangkat sersan dua. Tp walaupun tempat tinggal kami berjauhan, keluarga kami dan paman sudah sangat dekat. Dua atau tiga minggu sekali Mas Tio datang berkunjung ke rumah kami di Bandung.

Apabila paman datang aku pasti merasa sangat senang. Mengapa? Karena paman sangat baik, ia selalu mengajakku pergi berbelanja ke supermarket, dia membelikan banyak sekali barang yg kuminta. Ia sangat suka dgn anak kecil. Selain itu Mas Tio belum menikah padahal umurnya sudah hampir kepala tiga. Ia bilang pada ayahku bahwa ia belum siap untuk berumah tangga.

Joni sini, ada Mas Tio. panggil ibuku dari ruang tamu.
Bentar Bu, lagi mandi. teriakku dari dalam kamar mandi.

Kupercepat mandiku, kubilas seluruh busabusa sabun yg menempel di badan hingga bersih, kemudian kuambil handuk dan kukeringkan di tubuhku. Lalu aku bergegas masuk kamar. Saat pintu kamar kubuka, ternyata Mas Tio sudah ada di dalam kamar.

Udah mandinya? tanyanya.
Udah, seger banget Mas! jawabku.
Sini dibajuin sama Mas Tio.
Lepasin dulu handuknya, Jon!

Kulepaskan handuk dari tubuhku. Paman menatapku dgn pandangan aneh, lurus dan tajam ke arahku, tepatnya tubuhku.

Mas Tio! Mas Tio! kupanggil namanya beberapa kali.

Dan seperti bangun dari mimpinya, dgn sedikit terhentak Mas Tio tersadar kembali.

Oh, mm, kamu ambil bajunya terus bawa ke sini, biar Mas Tio yg pakein.

Kupilih salah satu tshirt di dalam lemari, juga kaus dalam, CD, dan celana pendeknya, dan kemudian memberikannya pada Mas Tio. Mas Tio menerimanya dan meletakkan semuanya di atas kasur. Kemudian ia meraih bedak powder di atas meja di samping ranjang.

Mas itu mah bedaknya ade. Aku kan udah gede udah nggak pake bedak lagi ucapku saat itu juga.
Ah, nggak apaapa kok biar wangi. jawabnya.
Mas Tio mulai menaburkan bedak dan menggosokkannya dgn rata ke seluruh tubuhku, termasuk pantatku, dan.. k0ntolku.
Badan kamu bagus, udah besar mau jadi apa? Mau nggak jadi tentara? tanya pamanku masih sambil menggosokgosokan bedak di tubuhku.
Nggak tau ah, gimana entar aja. jawabku sambil agak ketawa, habis geli banget dirabaraba sama Mas Tio.
Sebentar yah! Mas Tio beranjak dari ranjang menuju pintu kamar kemudian menguncinya.
Kalo kamu jadi tentara nanti badan kamu bakal kebentuk seperti paman. Nih Mas Tio tunjukin badan Mas Tio.

Paman mulai membuka pakaiannya helai demi helai. Diawali dgn kemeja biru langitnya, lalu kaus singletnya. Wah, badan Mas Tio memang bagus banget, dadanya keren, walaupun tdk begitu besar tp berisi. Perutnya, wah kalau sekarang nih orang bilang sixpacks. Lalu Mas Tio mulai membuka celana panjangnya. Di dalamnya terlihat CDnya yg berwarna putih. Kemudian ia lanjutkan helai terakhir dan, wah.. besar sekali, di sekelilingnya juga ada hamparan bulubulu halus yg rapi terpotong pendek.

Sini coba kamu pegang badan Mas Tio. pintanya.
Nah, kalau kamu mau jadi tentara kamu harus banyak olahraga dari sekarang, jadi badan kamu akan terbentuk seperti badan Mas Tio. Dijelaskannya bagaimana ia bisa memiliki tubuh yg dibanggakannya sambil menuntun tanganku di sekitar dada dan perutnya.
Ini kamu juga bakal ikut besar. ucapnya sambil memegang k0ntolku.
Joni ! Turun dulu! Mas Tio spontan melepaskan tangannya dari k0ntolku dan kembali memakai pakaian yg tadi dilepasnya saat mendengar teriakan Ibuku dari bawah.
Iya! teriakku sambil memakai pakaian yg dari tadi menunggu untuk kukenakan.

Saat malam sambil menonton televisi di ruang keluarga, paman menghampiri dan menaikkanku dalam pangkuannya.

Kok nggak belajar? tanyanya memulai percakapan.
Nggak ada PR jawabku singkat.
Belajar kan nggak harus pas ada PR. ucapnya menasehati. Aku diam saja, tak membalas.

Masih dalam pangkuan Mas Tio, waktu berlalu tanpa berkata sampai mataku akhirnya terpejam kelelahan, terlelap dalam pangkuannya. Tp dalam hening malam itu, aku terusik oleh sesuatu. Tp apa? Aku merasa ada seseorang yg merabaraba tubuhku. Aku merasa begitu geli. Tp kemudian rabaanrabaan itu berhenti. Aku ingin membuka mataku.

Sedikit demi sedikit mataku terbuka. Dimana ini? Oh ini kan kamar tamu, pasti tadi Mas Tio menggotongku ke kamarnya karena aku ketiduran. Bola mataku bergerak ke arah kanan dan kulihat samar Mas Tio berdiri di samping ranjang sedang membuka helai demi helai pakaiannya. Setelah semua pakaiannya tanggal dari tubuhnya kemudian ia mengambil sesuatu di dalam tas ransel yg dibawanya. Kemudian paman duduk di ranjang, tepat di sampingku. Segera aku kembali memejamkan mataku, berpurapura tidur. Tp kemudian..

Joni.. Joni..! terdengar paman berbisik di telingaku, membangunkanku. Kubuka mataku pelanpelan.
Aapa? tanyaku berdebardebar.
Mas Tio pegalpegal nih, kamu pijitin sebentar yah! pintanya.
Kamu nggak kepanasan? Sini Mas Tio bukain bajunya. Tanpa mendengar jawabanku, paman langsung melucuti pakaianku satu persatu sampai telanjang sama sepertinya.

Kemudian paman merebahkan tubuhnya, tengkurap di ranjang.

Kamu pijitin Mas Tio, yah! Kamu duduk di punggung Mas Tio aja biar gampang. ucapnya. Kuturuti sarannya dan lalu kemudian mulai menggerakgerakkan jariku di pundaknya.
Iya di situ Jon, duh enak banget! ucapnya puas.

Iya Mas Tio enak, nah aku, orang lagi mengantuk malah disuruh mijit. Tak pelak hampir tiap menitnya aku menguap karena mengantuk. Tp kemudian..

Pantat Mas Tio juga pegel nih, pijit yah! pintanya lagi.
Iya. jawabku singkat. Aku bergeser mundur hingga kudapat posisi terbaik untuk memijat. Dan kembalilah jarijariku bekerja. Memijat pantatnya yg padat berisi.
Kok nggak kerasa yah, digigit aja deh! pintanya.
Digigit? tanyaku spontan.
Iya digigit, tp jangan keraskeras! jelasnya.

Untuk sejenak aku terdiam. Apa? Aku harus memijat pantat Mas Tio dgn gigiku. Pantat yg berwarna lebih terang dari bagian tubuhnya yg lain itu, dgn mulutku. Namun kemudian aku tersadar kembali oleh suara Mas Tio.

Ayo dong Jon! pintanya.
Iiya. jawabku.

Kubuka mulutku agak lebar, mendekatkan wajahku sampai akhirnya mendarat di permukaannya. Dan selanjutnya semua berjalan sesuai instruksi.

Sambil dijilat Jon biar licin!
Ah..
Disedot juga dong!
Nah.. Iya gitu!
Terus.. Terus Jon.. ucapnya. Beberapa saat kemudian aku terhentak ketika secara tibatiba Mas Tio membalikkan tubuhnya.
Sekarang yg ini! katanya sambil menunjuk k0ntolnya.

Karena aku ingin ini segera berakhir, tanpa banyak bertanya langsung saja kulakukan perintahnya. Dan instruksiinstruksi itu pun berlanjut. Aku dapat merasakan k0ntol itu semakin lama semakin membesar. Warnanya pun yg tadinya putih kini memerah. Sampai akhirnya mulutku hanya dapat dimasuki bagian kepalanya saja.

Sementara aku yg semakin mengantuk, mendengar suara desahandesahan Mas Tio yg kian menderu. Hingga saat dimana kurasakan k0ntolnya menyodoknyodok masuk ke mulutku dan membanjiri isinya dgn cairan sperma Mas Tio yg hangat. Kemudian Mas Tio menarikku ke dalam dekapannya. Memelukku erat, mencium bibirku sampai lidahnya masuk dan merebut sebagian sperma yg tadi ia berikan padaku. Lalu diciuminya leherku, dielusnya tubuhku, sementara aku telah terlelap dan membisu.

Lima tahun kemudian, lima tahun sebelum hari ini Mas Tio yg sudah empat tahun tak pernah lagi berkunjung karena ditugaskan di luar kota, sore itu di hari Sabtu yg agak kelabu ia datang dgn seragam lengkapnya. Tp kali ini ia datang tdk sendirian, ia datang bersama seorang wanita yg ia akui sebagai istrinya yg baru dinikahinya sekitar satu tahun yg lalu.

Aku yg saat itu masih baru mengerti bahwa kejadian di malam dulu itu bukanlah hanya pijatmemijat biasa, merasa tdk percaya. Mungkinkah Mas Tio tdk seperti yg kupikirkan selama ini. Tp.. aku.. aku telah telanjur sakit..

Kuambil kursi itu dari tempatnya semula. Kemudian kuletakkan tepat di depan pintu. Pintu kamar dimana Mas Tio dan istrinya tidur. Sengaja aku tak tidur sampai lewat tengah malam begini hanya untuk membuktikan sesuatu. Kulihat dari celah udara yg sempit itu dan, kulihat Mas Tio di sana tepat sedang menindih tubuh istrinya. Mas Tio menggerakgerakkan k0ntolnya keluar masuk memek istrinya sambil tangannya mengeluselus kedua toket istrinya. Sementara bibirnya sedang menggeraygi bagian leher.

Istri Mas Tio terlihat sangat menikmatinya, terlihat dari eranganerangannya. Tp tak lama kemudian semua berakhir, Mas Tio sudah berada di puncak dan melepaskan semua spermanya masuk ke dalam memek istrinya. Kuletakkan kembali kursi kembali ke tempatnya. Lalu aku beranjak ke ruang keluarga dan menyalakan TV. Sendiri dalam temaram hanya ada cahaya televisi aku berniat untuk begadang sampai pagi dan mencoba untuk melupakan apa yg baru saja terjadi. Karena jawaban dari pertanyaanku sepertinya sudah terjawab langsung di mataku. Mungkin memang aku yg beranggapan salah..

Kok belum tidur? Tibatiba saja kudengar suara Mas Tio di sampingku mengagetkanku.

Tp aku diam tdk bisa menjawab. Mas Tio yg datang bertelanjang dada dan hanya mengenakan celana pendek itu membuatku menjadi gagu.

Tolong pijitin Mas Tio, dong! Tibatiba kalimat itu terdengar lagi setelah sekian lama. Tp aku tetap diam.
Ayo dong, sebentar aja kok! lanjutnya.

Kemudian pelanpelan mulai kuangkat tanganku ke atas pundaknya, lalu menyentuhnya. Tp kemudian aku teringat akan kejadian yg baru saja kulihat. Kali ini dgn cepat kuangkat kembali tanganku dari pundaknya.

Mas Tio, maaf Joni ngantuk, mau tidur. ucapku sambil berlalu.

Keesokkan malamnya aku terbangun karena tak kuasa menahan rasa untuk buang air kecil. Lalu dgn sedikit berlari, aku bergegas ke kamar mandi. Kubuka pintunya dan kuperosotkan celana dgn cepat lalu CD dan, ahh.. lega sekali, seperti melepaskan beban. Setelah tetes terakhir kusiram k0ntol dan lubang WC dgn air. Saat aku balikkan badan, kulihat Mas Tio sudah barada tepat di depan pintu. Langsung kutarik naik CD dan celanaku cepat lalu beranjak pergi.

Aku baru sampai di depan pintu kamarku ketika kurasa tangan itu menahanku dari belakang. Lalu membalikkan tubuhku. Aku tertunduk bisu. Lalu tibatiba ia mengangkat tubuhku, menggendongku masuk ke dalam kamarku. Setelah mengunci pintu, diturunkannya aku di tepi ranjang. Kemudian ia mengangkat wajahku yg tertunduk dan mendaratkan bibirnya tepat di bibirku.

Ciuman itu begitu lembut, perlahan tp dapat kurasakan getarannya. Tanpa sadar tubuhku terjatuh di atas ranjang sambil terus berciuman. Lidah kami saling bertemu. Kemudian ia melepaskan pakaianku sambil menikmati ciumanku di bibirnya. Lalu ia mulai menjelajah daerah leherku, dijilatnya leher dan telingaku sampai memerah. Lalu ia bangkit dan membuka Tshirt yg dipakainya.

Setelah bajunya terlepas kuambil inisiatif untuk membuka sendiri celana yg dikenakannya juga CDnya. Dan terlihat jelas kini apa yg sudah empat tahun tak pernah lagi kulihat. Tubuh itu masih tampak kekar. Sebuah k0ntol berukuran besar yg teracung berwarna kemerahan dan di sekitarnya nampak bulubulu halus kini terpampang di depanku. Kujilati k0ntol itu dgn lidahku dari buahnya sampai kepala k0ntolnya. Lalu kulahap masuk ke dalam mulutku. Kugerakkan keluar masuk sambil kumainkan lidahku.

Oh.. terus Jon! ucapnya lembut.

Kemudian ia memintaku berhenti dan melepaskan celana dan CDku.

Ternyata kamu udah besar, yah! ucapnya sambil tersenyum. Lalu dikulumnya k0ntolku sampai memerah.
Sekarang kamu masukin punya kamu ke sini, yah! ucapnya sambil bergaya doggy style dan menunjuk lubang analnya. Kumasukkan k0ntolku perlahan, pertama terasa sulit, tp kemudian..
Ah.. Ah.. Ah! Mas Aku mau keluar, nih! ucapku dalam gairah. Mas Tio kemudian bangkit dan mengulum k0ntolku hingga..
Ah..! erangku.

Spermaku masuk ke dalam mulutnya terus ke tenggorokannya. Tdk berhenti sampai di situ, kemudian ia baringkan tubuh lemasku di atas tubuhnya sehingga pantatku tepat berada di atas k0ntolnya. Kemudian ia masukkan k0ntolnya ke dalam lubangku dgn tangannya. Nikmat sekali. Sampai akhirnya Mas Tio bangkit menyemburkan semuanya di atas wajahku.

Dalam lelah dan kantuk, dgn mata sedikit terbuka kulihat Mas Tio berpakaian dan pergi meninggalkan kamarku, meninggalkan aku dalam dasar jurang yg gelap sampai hari ini..