Sensasi Bercinta Dengan Papa

Lisna yang sehabis lulus dari sekolahnya ingin melanjutkan ke perguruan tinggi di Bandung, dengan postur yang sangat ideal Lisna termasuk wanita yang cantik, tinggi tubuhnya yang semampai, cerdas tak heran dia masuk ke perguruan yang dia inginkan, Lisna sudah mempunyai pacar sejak dibangku SMA namanya Bayu dia setia dan serius dalam menjalani masa pacarannya.

Mau kemana lagi, Lis?” tanya Bayu sambil melirik ke Lisna.

“Pulang, ah.. Aku capek sehabis ujian tadi,” jawab Lisna sambil bersandar pada jok mobil, matanya terpejam.

Bayu sekilas melirik pada paha Lisna yang putih mulus. Rok mini yang dipakai Lisna naik tersingkap dengan posisi duduk Lisna tersebut.

“Lis, kita ke motel dulu, ya..?” ajak Bayu.

“Yee, kamu horny ya?” kata Lisna melirik Bayu sambil tersenyum.

“Habisnya aku tidak tahan melihat kamu” kata Bayu sambil tersenyum pula.

“Ya sudah, mau dimana?” tanya Lisna sambil tangannya mengelus paha Bayu yang sedang mengemudi.

Bayu tak menjawab. Hanya senyuman saja yang tampak di wajahnya sementara mobil diarahkannya menuju sebuah motel..

“Buka dong semua pakaian kamu,” kata Bayu sementara dia sendiri melucuti semua pakaiannya.

“Ih dasar otak horny!” kata Lisna tersenyum sambil melepas seragam kuliahnya.

“Aku cinta kamu..” kata Bayu sambil memeluk tubuh telanjang Lisna dari belakang.

Satu tangan meremas buah dada Lisna, sementara satu tangan mengelus dan mengusap memeknya.

“Mmhh” desah Lisna sambil terpejam. Tangan Lisna menggenggam kontol Bayu yang sudah tegak dan sesekali mengenai belahan pantatnya.

“Mmhh.. Enak sayang” bisik Bayu ketika Lisna mengocok kontolnya.

Lisna tersenyum dan langsung membalikkan badannya menghadap Bayu lalu mengecup bibirnya. Bayu membalas kecupan bibir Lisna dengan hangat.

“Hisap, dong…” bisik Bayu di telingan Lisna.

Lisna tersenyum sambil merendahkan badannya dan langsung berjongkok. Wajahnya tepat di depan kontol Bayu yang sudah berdiri tegak. Lidah Lisna mulai menjilati kepala kontol Bayu sementara tangannya tetap mengocok batangnya.

“Ohh.. Enak sayang…” bisik Bayu sambil memompa kontolnya pelan ketika Lisna mulai mengulum batang kontolnya.

Jilatan, hisapan serta kocokan tangan Lisna pada kontolnya membuat Bayu mengejang menahan nikmat.

“Gantian dong…” kata Lisna sambil bangkit setelah beberapa waktu.

Lisna bersandar ke dinding sambil berdiri. Bayu jongkok lalu diciumnya bulu kemaluan Lisna. Lisna memejamkan matanya dan melebarkan kakinya ketika lidah bayu mulai menelusuri belahan memeknya.

“Oww.. Enak banget, sayang,” kata Lisna sambil memegang kepala Bayu dan mendesakan ke memeknya.

Pinggulnya bergerak naik turun ketika lidah Bayu bermain di lubang memek dan kelentitnya bergantian.

“Ohh.. Sshh…” desis Lisna merasakan kenikmatan yang tak terhingga.

Lisna terpejam dan mendongak sambil mendesakkan kepala Bayu lebih keras ke memeknya ketika ada sesuatu yang sangat nikmat tiada tara yang mau keluar..

“Ohh.. Ohh.. Ohh…” Lisna menjerit pelan tertahan ketika mencapai puncak orgasmenya.

Terasa ada yang menyembur hangat enak di dalam memeknya.

“Mmhh.. Enak sekali sayang,” kata Lisna sambil agak membungkuk lalu mencium bibir Bayu yang masih basah oleh cairan memeknya.

Bayu sepertinya sudah tidak tahan lagi. Setelah membalas ciuman Lisna sesaat, segera ditariknya tubuh Lisna ke atas ranjang. Lisna telentang sambil membuka kakinya lebar. Dengan tak sabar Bayu segera menaiki tubuhnya lalu mengarahkan kontolnya ke memek Lisna.

Tangan Lisna segera menggenggam dan membimbing kontol Bayu ke lubang memeknya. Dengan sekali desakan, kontol Bayu sudah masuk ke memek Lisna. Kontol Bayu keluar masuk memek Lisna disertai bunyi khas..

“Mmhh…” Lisna mendesah sambil terpejam sementara pinggulnya bergoyang mengimbangi gerakan Bayu.

“Enak sekali, sayangghh…” desah Bayu.

Setelah beberapa waktu dan beberapa posisi bersetubuh mereka lakukan, Bayu hampir mencapai puncak kenikmatannya. Kontol Bayu semakin cepat keluar masuk memek Lisna. Ketika puncaknya, Bayu segera mencabut kontolnya lalu turun dan berdiri di pinggir ranjang. Lisna yang sudah terbiasa, langsung mengerti.

Kontol Bayu yang masih basah oleh cairan memeknya segera dikulum han dihisap kuat sambil dikocok pelan. Bayu terpejam sambil memegang kepala Lisna dan mendesakkan kontolnya agak dalam ke mulut Lisna. Tak lama, crott! Crott! Crott! Air mani Bayu tumpah di dalam mulut Lisna yang terus menghisap kontolnya.

“Wohh.. Enak sekali, sayang,” ujar Bayu dengan nafas berat.

Lisna tersenyum sambil menjilati batang dan kepala kontol Bayu dari sisa air maninya yang masih menempel. Lalu mereka berciuman..

“Cepat pulang ah…” kata Lisna setelah mereka selesai berpakaian dan merapikan diri.

“Ya sayang…” kata Bayu sambil menggandeng Lisna keluar kamar.

Sesampai di rumah, Bayu segera pulang setelah berpamitan kepada Papa dan mama Lisna.

“Lama amat sih, Lis?” tanya mamanya.

“Iya, mam.. Tadi kami nyimpang dulu ke tempat makan,” kata Lisna ringan sambil segera ke kamarnya untuk ganti pakaian.

Malam harinya, ketika mereka sedang nonton TV, Papa dan Mama Lisna segera bangkit dari tempat duduk karena sudah waktunya jam tidur.

“Kamu jangan terlalu malam begadang, nanti sakit kepala,” kata mamanya kepada Lisna.

“Iya, Mam.. Tanggung nih film sedang seru-serunya,” kata Lisna sambil matanya terus melihat TV.

Lalu mereka segera masuk kamar. Setelah beberapa menit, telinga Lisna menangkap suara ranjang berderit berulang-ulang. Sebetulnya Lisna sudah mengerti apa yang sedang terjadi di kamar orang tuanya. Lisna bersikap cuek saja awalnya.

Tapi rasa penasaran dihatinya membuat Lisna ingin mengintip mereka. Segera Lisna bangkit lalu mengendap mengintip dari lubang kunci. Walaupun tidak terlalu jelas tapi Lisna dapat melihat Papa Mamanya sedang bersetubuh.

Darah Lisna berdesir karenanya. Ketika mata Lisna melihat buah zakar dan kontol papanya yang keluar masuk memek Mamanya, darahnya makin berdesir. Matanya lebih jelas lagi melihat kontol papanya ketika mereka telah selesai bersetubuh, papanya bangkit dan mengelap kontolnya yang basah.

Tampak jelas di mata Lisna betapa kontol papanya lebih besar dari kontol Bayu. Lisna segera berdiri, mematikan TV lalu segera bergegas masuk kamarnya.

Di atas ranjang, Lisna tidak bisa memejamkan matanya. Terbayang terus persetubuhan Papa Mamanya tadi, terlebih ketika terbayang kontol Papanya yang besar.. Perasaan Lisna jadi gelisah.

Sejak saat itu Lisna secara sadar arau tidak selalu memperhatikan gerak gerik Papanya. Apalagi bila Papanya hanya memakai kolor saja. Mata Lisna selalu mencuri pandang ke paha dan selangkangan Papanya. Papa Lisna waktu itu berumur 43 tahun. Badannya bersih dan tegap.

Suatu malam..

“Pijitin pundak Papa, Lis.. Pegal amat,” kata Papa Lisna waktu mereka nonton TV.

“Kalau begitu Papa duduk di bawah biar Lisna gampang mijitnya,” kata Lisna.

Papanya segera turun dari kursi lalu duduk di lantai. Lisna segera memijit pundak Papanya sambil nonton TV.

“Mama ngantuk ah.. Mau tidur duluan, Pa…” kata Mamanya sambil bangkit dan menuju kamarnya.

“Lisna sayang Papa,” bisik Lisna sambil merangkulkan tangannya ke leher Papanya.

“Nah, biasanya suka ada maunya kalau kamu sudah begini,” kata Papanya sambil tersenyum dan menoleh ke Lisna.

“Mm.. Lisna tidak minta apa-apa kok, Pa…” bisik Lisna lagi manja.

“Lisna hanya mau bilang kalau Lisna sayang Papa,” kata Lisna sambil mencium pipi Papanya.

Papanya diam sambil tersenyum sambil tanganya memegang tangan Lisna yang sedang memeluk dirinya dari belakang.

“Tumben kamu manja begini,” kata Papanya sambil menoleh dan menatap Lisna lama.

Lisna tersenyum lalu mencium pipi Papanya lagi berkali-kali. Darah Lisna mulai berdesir.

“Ada apa sih, Lis?” kata Papanya lagi sambil tersenyum.

Ucapan Papanya tidak bisa terus ketika bibir mungil Lisna mengecup bibirnya.

“Lisna sangat sayang Papa,” bisik Lisna lirih sambil bibirnya melumat hangat bibir Papanya.

Papa Lisna pada awalnya kaget atas tindakan putrinya ini, tapi lama kelamaan sentuhan hangat bibir Lisna bisa menghangatkan perasaan dan gairahnya. Dibalasnya ciuman Lisna dengan hangat pula.

“Mm…” suara Lisna terdengar pelan.

Papa Lisna bangkit lalu duduk berhadapan dengan Lisna. Kembali dilumat bibir Lisna dengan agak panas. Lisnapun membalasnya dengan agak panas pula. Tangan Lisna bergerak ke arah selangkangan Papanya. Sambil tetap berciuman diremasnya pelan kontol Papanya. Terasa kontol Papanya mulai bergerak tegak dan tegang..

“Lisna sayang Papa,” kembali Lisna berbisik.

“Papa juga sama…” kata Papanya dengan nafas memburu.

“Jangan disini, Pa.. Nanti Mama tahu,” kata Lisna sambil bangkit dan menarik tangan Papanya ke kamar belakang.

Papanya menurut mengikuti Lisna. Lisna langsung memeluk dan melumat bibir Papanya dengan liar, Papanyapun membalasnya semakin panas. Tangan Lisna mulai berani disusupkan dan masuk ke celana kolor Papanya, lalu tanpa ragu menggenggam dan meremasnya pelan.

“Mmhh…” suara Papanya tertahan karena masih berciuman.

Lisna kemudian melepaskan pelukannya lalu merendahkan tubuhnya hingga jongkok. Diperosotkan celana kolor Papanya sampai lutut hingga kontol besarnya yang tegak tampak di depan wajahnya. Lisna mengocok pelan kontol Papanya lalu segera mengulumnya. Papanya terpejam sambil memegang kepala Lisna.

“Ohh…” desah Papanya.

Dimaju mundurkan kontolnya di dalam mulut Lisna. Setelah beberapa lama, tubuh Papanya bergetar lalu… Crott! Crott! Crott! Air mani Papanya muncrat di dalam mulut Lisna. Lisna dengan tenang menelannya habis. Lisna lalu berdiri sambil tersenyum.

“Lisna pengen, Pa..” pinta Lisna berbisik.

“Tidak bisa sekarang sayang,” kata Papanya sambil membetulkan celananya.

“Kapan, Pa?” kata Lisna sambil memeluk dan mengecup bibir Papanya.

“Kamu pulang kuliah jam berapa?” tanya Papanya.

“Jam 11, Pa…”

“Kalau begitu Papa jemput kamu di kampus jam 12 untuk makan siang, lalu kita cari tempat…” kata Papanya sambil tersenyum.

“Iya, Pa…” kata Lisna sambil tersenyum pula.

“Kasih tahu pacar kamu untuk tidak jemput, ya?” kata Papanya. Lisna mengangguk.

“Sekarang tidurlah,” kata Papanya sambil mencium bibir Lisna mesra.

Besok harinya sesuai dengan rencana, Lisna dijemput di kampus.

“Mau makan siang dimana?” tanya Papanya.

“Tidak usah makan siang, Pa…” kata Lisna manja.

“Langsung saja…” kata Lisna tersenyum.

Papa Lisnapun tersenyum. Mobil langsung di arahkan ke hotel. Di dalam kamar, mereka langsung berciuman. Lisna menatap mata Papanya lalu melepas kancing kemeja Papanya satu demi satu.

“Biar Papa buka sendiri biar cepat. Waktu kita sedikit sayang. Papa harus segera ke kantor lagi,” kata Papanya sambil tersenyum lalau melepas semua pakaiannya.

Lisna juga sama. Tubuh Lisna telentang di atas ranjang. Papanya segera duduk di pinggir ranjang. Tangannya mulai mengelus dan meremas buah dada Lisna. Lisna terpejam menikmati belaian Papanya itu.

Sementara tangannya dengan segera meraih kontol Papanya yang sudah tegang besar. Diremas dan dikocoknya pelan. Tangan Papanya mulai turun ke memek Lisna. Diusap dan di gosoknya memek Lisna dengan mesra.

Lalu salah satu jarinya mulai memainkan kelentit dan lubang memeknya bergantian. Lisna terpejam sambil menggigit bibir sementara tangannya tak henti mengocok kontol Papanya.

“Cepat masukkan, Pa…” pinta Lisna.

Papanya tersenyum lalu bangkit dan segera menaiki tubuh anaknya. Disentuhkan kontolnya ke memek ke belahan memek Lisna. Lisna menatap mata Papanya sambil tangannya segera meraih kontol dan mengarahkan ke lubang memeknya. Dengan sedikit desakan, kontol Papanya perlahan masuk ke memek Lisna. Lisna terpejam merasakan rasa nikmat dari orang yang sangat disayanginya. Tak terasa air matanya mengalir di pipi.

“Ada apa sayang?” tanya Papanya sambil terus memompa kontolnya.

“Lisna sangat bahagia bisa bersama Papa saat ini,” kata Lisna sambil memeluk erat Papanya.

“Lisna sangat sayang Papa,” bisik Lisna.

“Papa juga sangat sayang kamu,” kata Papanya.

Lisna tersenyum sambil menggoyangkan pinggulnya mengimbangi gerakan pinggul Papanya. Kenikamatan dan sensasi yang sangat luar biasa dirasakan oleh Lisna saat itu. Siang itu Lisna dan Papanya dengan liar bersetubuh bermandi peluh dan desahan serta jeritan kenikmatan.

Sampai akhirnya terasa kontol Papanya berdenyut tanda akan mencapai orgasme. Dicabutnya kontol dari memek Lisna lalu digesek-gesekan ke belahan memeknya.

Tapi Lisna dengan segera bangkit dan langsung menghisap serta mengocok kontol Papanya sampai akhirnya.. Crott! Crott! Air mani Papanya menyembur banyak di dalam mulut Lisna. Lisna menelannya dengan tenang lalu tersenyum. Papanya lalu mencium bibir Lisna.

“Kamu hebat sayang…” bisik Papanya.

“Lebih hebat dari Mama kamu,” kata Papanya lagi.

“Lisna sayang Papa…” bisik Lisna sambil tersenyum.