Ibu – Ibu Muda

Karena setiap pagi aku lewat di depan rumahnya jadinya aku tahu persis penghuni yang ada dirumah
tersebut dengan anak balitanya yang masih kecil , mamah mudanya namanya Sari dia lulusan seni tari di
ikip, keluarganya berjiwa seni dimana suaminya seorang pelukis, mbak Sari juga tidak cantik banget
cuman yang bikin penasaran itu cara bicanya yang khas jawa.

Lembut dan pasrah itu bikin aku betah ngelihatin mukanya kalo pas bertamu ke rumahnya. Apalagi dia
enak juga diajak ngomong, suaranya itu senada dengan wajah pasrahnya. Aku jadi suka bayangin dia
merintih-rintih di bawah siksaan aku.

Nah, suatu hari lakinya jadi kaya mendadak karena ada order lukisan dalam jumlah besar. Terus, dia
ngontrak rumah sebelah buat Sari sama anaknya. Rumah yang sekarang dijadiin galeri lukis.

Doi yang sebelumnya sering cerita kalo lakinya sibuk banget, sekarang cerita repotnya ngurus rumah dan
anaknya yang umur 3 tahun sendirian. Itu sebabnya dia ngajak adiknya Poppy dan ponakannya Umi untuk
tinggal serumah.

Tampang dua cewek itu mirip banget sama Sari, cuma dua-duanya lebih seger dan imut-imut. Akhirnya aku
tahu juga kalo di rumah itu, sering cuma ada tiga cewek tadi sama satu anak balita. Nafsu juga aku
waktu temen aku ngasih usul yang menarik. Langsung saja aku telepon Sari malem itu. Aku rubah suara
aku biar nggak dikenal.

“Choirun ada?”

“Nggak ada, lagi mancing. Ini siapa ya?”

Huh bego, pikirku. Dia kagak tahu kalo lakinya lagi maen sama Linda, tante Chinese yang gatal !

“Mbak Sari sendiri ya?”

“Nggak, sama Poppy dan Umi,”

“Ya sudah, besok saja,”

Tiga temen aku langsung bersorak begitu pasti malam itu lakinya Sari nggak di rumah. Kami berempat pun
segera berjalan ke rumah dekat gerbang perumahan itu. Tiga temen aku sudah siap dengan ‘peralatan’nya,
lalu mengetuk pintu. Seorang perempuan mengintip dari balik korden.Cerita Sex Dewasa

“Siapa ya?”

“Kami dari Polres bu, ada yang ingin kami sampaikan,” sahut teman aku yang badannya memang mirip
polisi.

Tak lama kemudian pintu terbuka, tiga temen aku masuk. Dari jauh aku lihat Poppy dan Umi ikut menemui
mereka.

“Maaf bu, suami ibu kami tangkap satu jam lalu,”

“Lho, kenapa?” Sari terlonjak.

“Ia kedapatan menghisap ganja…”

“Nggak mungkin!” perempuan itu memiawik.

“Tapi begitulah kenyataannya. Kami juga dapat perintah menggeledah rumah ini. Ini suratnya,”

Sari tak dapat menolak, dibiarkannya ketiga ‘polisi’ itu menggeledah rumahnya. Dasar nakal, seorang
temen aku sudah menyiapkan seplastik ganja dan kemudian ia teriak,

“Ada di bawah kasur sini, komandan!” Temenku yang paling besar memandang Sari dengan tajam.
“Sekarang kalian bertiga ikut ke kantor polisi!” tegasnya.

“Tapi…tapi…saya nggak tahu bagaimana barang itu ada di situ…” kata Sari terbata-bata.
“Sekarang ibu bantu kami, ikut saja ke kantor polisi, juga dua adik ini,”Lembut dan pasrah itu bikin aku betah ngelihatin mukanya kalo pas bertamu ke rumahnya. Apalagi dia
enak juga diajak ngomong, suaranya itu senada dengan wajah pasrahnya. Aku jadi suka bayangin dia
merintih-rintih di bawah siksaan aku.

Nah, suatu hari lakinya jadi kaya mendadak karena ada order lukisan dalam jumlah besar. Terus, dia
ngontrak rumah sebelah buat Sari sama anaknya. Rumah yang sekarang dijadiin galeri lukis.

Doi yang sebelumnya sering cerita kalo lakinya sibuk banget, sekarang cerita repotnya ngurus rumah dan
anaknya yang umur 3 tahun sendirian. Itu sebabnya dia ngajak adiknya Poppy dan ponakannya Umi untuk
tinggal serumah.

Tampang dua cewek itu mirip banget sama Sari, cuma dua-duanya lebih seger dan imut-imut. Akhirnya aku
tahu juga kalo di rumah itu, sering cuma ada tiga cewek tadi sama satu anak balita. Nafsu juga aku
waktu temen aku ngasih usul yang menarik. Langsung saja aku telepon Sari malem itu. Aku rubah suara
aku biar nggak dikenal.

“Choirun ada?”

“Nggak ada, lagi mancing. Ini siapa ya?”

Huh bego, pikirku. Dia kagak tahu kalo lakinya lagi maen sama Linda, tante Chinese yang gatal !

“Mbak Sari sendiri ya?”

“Nggak, sama Poppy dan Umi,”

“Ya sudah, besok saja,”

Tiga temen aku langsung bersorak begitu pasti malam itu lakinya Sari nggak di rumah. Kami berempat pun
segera berjalan ke rumah dekat gerbang perumahan itu. Tiga temen aku sudah siap dengan ‘peralatan’nya,
lalu mengetuk pintu. Seorang perempuan mengintip dari balik korden.Cerita Sex Dewasa

“Siapa ya?”

“Kami dari Polres bu, ada yang ingin kami sampaikan,” sahut teman aku yang badannya memang mirip
polisi.

Tak lama kemudian pintu terbuka, tiga temen aku masuk. Dari jauh aku lihat Poppy dan Umi ikut menemui
mereka.

“Maaf bu, suami ibu kami tangkap satu jam lalu,”

“Lho, kenapa?” Sari terlonjak.

“Ia kedapatan menghisap ganja…”

“Nggak mungkin!” perempuan itu memiawik.

“Tapi begitulah kenyataannya. Kami juga dapat perintah menggeledah rumah ini. Ini suratnya,”

Sari tak dapat menolak, dibiarkannya ketiga ‘polisi’ itu menggeledah rumahnya. Dasar nakal, seorang
temen aku sudah menyiapkan seplastik ganja dan kemudian ia teriak,

“Ada di bawah kasur sini, komandan!” Temenku yang paling besar memandang Sari dengan tajam.
“Sekarang kalian bertiga ikut ke kantor polisi!” tegasnya.

“Tapi…tapi…saya nggak tahu bagaimana barang itu ada di situ…” kata Sari terbata-bata.
“Sekarang ibu bantu kami, ikut saja ke kantor polisi, juga dua adik ini,”

Akhirnya ketiga cewek itu mau juga ikut, setelah sebelumnya Sari menitipkan anaknya ke Bu Tukiran.
Temen aku pinter juga, dia pinjam mobil Feroza Sari dengan alasan mereka cuma bawa motor. Lewat
handphone, salah satu temen aku ngasih tahu.

“Beres Dan, siap cabut,” katanya.

Aku segera pakai topeng ski, ambil kunci mobil dan duduk di belakang stir. Sebelum masuk, kaget juga
tiga cewek itu karena tangan mereka diborgol di belakang punggung.

“Kami nggak ingin repot nantinya,” alasan temen aku. Hanya beberapa saat saja, mobil pun berjalan.
Sari duduk di tengah dengan satu temen aku menjaga pintu. Sedang Poppy dan Umi di belakang dijaga dua
lagi temen aku.

Baru jalan 100 meteran di jalan menurun ke arah Kasongan, tiga temen aku itu ketawa ngakak.
“Gampang banget…” kata mereka.

Tentu saja tiga cewek itu bingung. Apalagi Sari kini terpaksa duduk merapat jendela karena dipepet
lelaki besar di sebelahnya.

“Kalian tidak akan kami bawa ke kantor polisi, seneng kan nggak perlu lihat pistol? Tapi jangan
khawatir, nanti kita tunjukin pistol yang lain,” desisnya.

“Eh…eh…apa-apaan ini?” Sari ketakutan.

“Eiiiiii….awwwhhhh…kurangajj…awwwhhhh…” Sari menjerit dan meronta, sebab tiba-tiba kedua payudaranya
ditangkap dua telapak tangan yang besar, lalu diremas-remas keras seenaknya.

Dua gadis di belakang juga menjerit-jerit ketika payudara mereka pun diperlakukan sama. Lelaki itu
lalu menyingkapkan jilbab Sari dan dengan nafsu kembali mencengkeram payudara montok itu.

Sari makin keras menjerit. Lalu tiba-tiba…breetttt….bagian muka jubah tipisnya koyak sehingga
memperlihatkan tonjolan buah dadanya yang berbungkus BH coklat muda.

“Wah, susu yang segar,” kata temen aku.

“Jangannn…tolong…jangaann…” Sari menangis.

“Jangan cerewet, kalian bertiga tidak usah bawel, nurut saja atau tempik kalian kuculek pake belati
ini!” kali ini temen aku mulai mengancam dengan menyentuhkan ujung belati ke permukaan payudara Sari
yang menyembul dari BH-nya.

Di belakang, Poppy dan Umi terisak-isak. Blus keduanya sudah lepas, tinggal rok yang menutupi bagian
bawah tubuh muda dan mulus itu. Keduanya pun memiawik berbarengan ketika penutup dada mereka direnggut
hingga putus.

“Wah…wah…ini susu yang indah…” kata kedua temen aku di belakang.

“Coba lihat punya Nyonya ini…” lanjut mereka.

Temen aku di depan pun bertindak cepat, memutus tali antara dua cup BH Sari. Sari terisak, buah
dadanya kini telanjang dan…..

”Awwwwww….” ia menjerit agak keras ketika kedua putingnya dijepit dan ditarik serta diguncang-
guncangkan.

Kedua temen aku di belakang ketawa dan ikut-ikutan melakukan hal yang sama pada puting Umi dan Poppy.

Sari meronta-ronta tapi sia-sia saja ketika tubuhnya dibaringkan di jok mobil, lalu temen aku duduk di
atas perutnya, memunggungi dan menyingkapkan bagian bawah jubahnya. Kedua kaki telanjangnya
menendang-nendang, tapi ia kesakitan juga waktu kedua bagian dalam paha mulusnya dicengkeram keras.

Ia menjerit lagi waktu selangkangannya yang ditutupi celana dalam putih digebuk sampai bunyi berdebuk.
Dengan kasar, jari-jari temen aku menyingkapkan kain segitiga itu hingga memiawnya yang berjembut agak
lebat terbuka.

Tanpa ba bi bu, ditusukkannya telunjuknya ke lubang memiaw Sari.

“Aaaaakhhhh….” Sari menjerit kesakitan. memiawnya yang kering membuat tusukan itu jadi amat
menyakitkan.

Tapi temen aku itu nekad terus nyodok-nyodok memiaw yang legit itu. Malah waktu telunjuknya sudah
terasa agak licin, dia tambah jari tengah. Lagi-lagi Sari menjerit kesakitan. Tapi nggak kapok juga
temen aku itu. Sebentar saja sudah tiga jari yang nyodok-nyodok memiaw perempuan manja itu.

Di belakang, Poppy dan Umi juga merintih-rintih, sebab dua lelaki yang bersama mereka kini mengisap-
isap pentil susu mereka sambil terus meremas-remas teteknya yang kenyal. Poppy pertama kali memiawik
waktu tangan temen aku menelusup sampai ke balik celdamnya dan meremas-remas memiawnya sambil sesekali
mencabuti jembutnya.

Umi akhirnya juga mendapat penghinaan yang sama, bahkan ia merasa klentitnya lecet karena terus
diuyel-uyel dengan kasar.

Mobil akhirnya sampai ke rumah besar punya temen aku yang asyik ngobok-obok memiaw Sari. Aku buka
pintu belakang mobil. Di dalam, aku liat Poppy dan Umi yang topless, cuman pake rok doank! Dan yang
lebih bikin aku kaget lagi,

Ternyata tongkol dua temen aku lagi dijilatin ama dua perawan itu. Toket kedua anak itu kelihatan
mulai memerah karena terus diremet-remet. Terang aja aku tersentak, tapi aku sendiri gak bisa berbuat
apa-apa lagi! Soalnya aku sendiri nggak tahan, terus ikut mencet pentil kanan Poppy dan pentil kiri
Umi.

“Nggghhhhh….” dua cewek itu cuma bisa mengerang karena dua tongkol ada di mulut mereka.
Terus aku buka pintu tengah. Buset, di dalam, temen aku masih asyik menjilati memiaw Sari dan
menyodok-nyodok lubangnya dengan tiga jari.Cerita Sex Dewasa

Sari sudah tidak menjerit-jerit lagi. Yang terdengar sekarang cuma rintihannya, persis seperti
bayangan aku. Nggak tahan, aku naik, terus aku pegangin kepala perempuan berjilbab itu.

“Emut tongkol aku, kalau nggak, aku potong tetek lu!” kata aku sambil nyodorin tongkol yang udah
ngaceng sejak tadi.

Tangan kiri aku mencengkeram tetek kanan Sari yang montok sampai ke pangkalnya. Tangan kanan aku
menahan kepala Sari biar tetep menghadap tongkol. Sari nyerah, dia buka mulutnya. Cepet aku masukin
tongkol aku sampe ke pangkalnya.

“Diemut!” bentak aku sambil menambah tenaga remasan di buah dadanya.

Aku ngerasain kenikmatan yang luar bisa banget waktu tongkol aku diemut-emutnya sambil merintih-
rintih. Biar gampang, sama temen aku tadi, aku gotong cewek itu dan aku lempar ke lantai garasi. Sari
menjerit kesakitan dan makin keras jeritannya waktu jubahnya aku lucuti, begitu juga rok dalam dan
celdamnya. Terlihatlah memiawnya yang terpelihara rapi, dengan bulu-bulu halus yang diatur dengan
indahnya.

Aku mainkan itilnya yang ada di dalam bibir memiawnya sampai dia berkelojotan ke kanan-ke kiri.
Sekarang temen aku yang jongkok di depan muka cewek itu dan memaksanya berkaraoke. Dari belakangnya,
tanpa banyak bicara, aku langsung ngent*t cewek itu.

“Aunghhhhhh…” Sari mengerang panjang waktu tongkol aku nyodok memiawnya sampai mentok. memiawnya
lumayan rapet dan legit biarpun dia sudah punya anak satu. Ada seperempat jam aku kocok memiawnya pake
tongkol, terus aku suruh dia nungging.

Dari depan, temen aku masih ngent*t mulutnya sambil memegangi kepala cewek berjilbab itu. Dari
belakang, pemandangan itu bikin aku makin nafsu. Aku remet keras-keras memiawnya pake tangan kiri,
terus telunjuk kanan aku tusukin ke pantatnya.

Sari mengerang lagi waktu aku gerakin telunjuk aku berputar-putar supaya lobang kecil itu jadi lebar.
Begitu mulai lebar, aku masukin tongkol ke dalamnya. Tubuh Sari mengejang hebat, erangannya juga
terdengar amat heboh.

Tapi tetep aku paksa tongkol aku biar susahnya bukan main. Sampe akhirnya tongkol aku masuk sampai ke
pangkal, aku tarik lagi sampai tinggal kepalanya yang kejepit. Terus dengan tiba-tiba aku dorong
sekuat tenaga.

“Aaaaaakhhhhh…..” Sari melepas tongkol temen aku dan menjerit keras.

Tapi rupanya pas temen aku sampai puncak kenikmatannya. Akibatnya air maninya nyemprot muka Sari
sampai belepotan. Cuek, aku genjot terus pantat perempuan montok itu biar dia menangis-nangis
kesakitan.

Malah sekarang aku peluk dia sambil kedua teteknya aku remes-remes. Temen aku yang barusan nyemprot
sekarang malah masukin dua jarinya ke lubang memiaw Sari dan diputar-putar. Ini bikin Sari makin
kesakitan.

Aku ngerasa tongkol aku udah peka banget. Jadi makin cepet aku genjot dan langsung aku banting cewek
itu. Sari nggak sempet mengelak, waktu tongkol aku tempelkan ke mulutnya dan aku paksa dia
mengulumnya.

“Crooottt…crottt…crottt…” air mani aku nyemprot sampai tiga kali ke dalam mulutnya. Sari sudah mau
menumpahkannya, jadi aku pencet pentilnya dan aku tarik ke atas.

“Telen!” bentak aku.

Sambil merem, Sari menelannya semua, lalu menekuk tubuhnya sambil menangis. Dengan ujung jilbabnya aku
dan temen aku mengelap tongkol yang berlendir. Dari celah pantat bundar Sari aku lihat ada darah
keluar.

Lagi asyik ngelihatin tubuh bugil Sari, aku dengar ketawa ngakak dua temen aku. Lalu terlihat Poppy
dan Umi turun dari mobil dan jalan sempoyongan. Aku melotot. Dua cewek itu nyaris bugil. Jilbab mereka
disampirkan ke belakang sehingga teteknya yang kemerahan bekas diremas-remas bebas terlihat, dengan
pentilnya yang kecoklat-coklatan.

Dua-duanya terisak-isak, di sekitar bibir dua cewek hitam manis itu belepotan lendir putih. Yang
menarik, rok mereka sudah lepas, tinggal celdam putih milik Poppy dan kuning muda Umi. Malah celdam
Poppy dibikin temen aku terangkat tinggi sampai nyelip di bibir memiawnya. Akibatnya, bibir memiawnya
kanan dan kiri kelihatan gemuk dan jembutnya menyembul ke kanan dan kiri.

Nggak tahan, aku pepet anak itu ke mobil, terus tangan aku mulai merayapi selangkangannya. Tangan aku
mulai bermain-main di bibir vaginanya yang njepit celananya.

“Jangaann…ampun oommm…” rintihnya. “Adduhhhh…” pekik mahasiswi UAD itu, karena aku cabut beberapa
helai jembutnya.

Dari bawah aku cengkeram tetek kanan Poppy yang nggak seberapa gede tapi kenyal itu, terus aku dorong
ke atas sampai putingnya ngacung, lalu aku sedot kuat-kuat. Poppy meronta kesakitan, apalagi kemudian
aku tarik celdamnya ke atas.

Poppy memiawik waktu celdamnya akhirnya putus. Aku terus melorot dan aku paksa cewek itu nyodorin
memiawnya buat aku hisap. Aku mainin itilnya dengan lidah aku, bahkan sampai aku sedot pakai mulut
aku! Poppy makin kelojotan dan mendesah.

Sementara itu, aku lihat Umi lagi dipaksa menyepong tongkol temen aku. Sedang Sari sudah mulai
disodomi lagi. Malah, dia dipaksa telentang dengan tongkol menusuk pantatnya, lalu memiawnya disodok
dari depan. Kedengeran Sari menjerit-jerit kesakitan.

“Aihhh…” Poppy memiawik waktu telunjuk aku masuk satu ruas ke lubang pantatnya, terus aku dorong ke
depan sampai lubang memiawnya merekah dan kelihatan lorong yang merah dan basah, aku jilatin sampai
cewek 21 tahun itu menggeliat-geliat.

“Aduhh…jangaann…” Poppy menjerit waktu aku tiba-tiba berdiri sambil mengangkat kaki kirinya.
Tapi aku nggak peduli, tongkol aku pas banget nunjuk memiawnya. Terus aku kucek-kucek memiaw anak itu,
sampai mulai terasa basah.

Terus aku pegang tongkol aku dan aku paksa masuk kepalanya ke celah bibir memiawnya. Kepala tongkol
aku terasa seperti direndam di air hangat. Poppy menjerit makin nggak karuan waktu tangan kiri aku
mencengkeram tetek kanannya sampai ke pangkalnya sekuat tenaga. Malah, daging kenyal itu sampai terasa
seperti remuk.

“Aaaakkhh….auhhhhh….ouchhh…aiiiii….sakkkiiittt….adduhhhhh….” Poppy menjerit histeris waktu aku dorong
pinggang ke depan dengan tiba-tiba dan sekuat tenaga.

Tongkol aku masuk sampai ke pangkalnya. Malah kerasa kepalanya sampai mentok ke dasar memiawnya.
Begitu mentok aku berhenti sebentar. Gadis itu sesenggukan, nafasnya tersengal-sengal. Tapi yang
paling asyik, aku merasa tongkol aku di dalam memiawnya seperti dibasahi cairan hangat. Belakangan aku
tahu yang hangat itu darah keperawanannya.

Dengan gerakan kasar dan tiba-tiba, aku kocok tongkol aku di dalam memiaw Poppy. Terasa sempit banget
dan kering. Aku sih enak, tapi akibatnya Poppy menjerit-jerit kesakitan dan minta ampun. Poppy masih
merintih-rintih waktu tongkol aku tarik keluar, terus aku jongkok di depan selangkangannya. Langsung
aku masukin empat jari ke dalam lubang memiawnya yang masih menganga.

“Aucchhhhh…sakkkiiittt…aaahhhh…” Poppy menjerit lagi waktu empat jari aku puter-puter di dalam
memiawnya.

Waktu aku tarik keluar empat jari aku yang basah lendir dan darah, cewek itu jatuh melorot sambil
terus menangis.

“Hey, bawa sini perawan satu itu, lu ambil memiaw yang ini. Pantatnya buat aku ya!” teriak aku ke
teman yang lagi asyik ngucek-ngucek memiaw Umi.

Temen aku cepat bangun lalu menyeret kedua kaki Umi dan menggeletakkan cewek imut-imut itu di dekat
kaki aku. Tanpa banyak bicara, dia terus mendorong Poppy yang menangis sambil duduk bersimpuh sehingga
jatuh terlentang.

Aku tarik Umi sampai kepalanya berbantalkan paha aku, menghadap Poppy yang lagi digarap ulang. Aku
remas-remas pelan kedua payudaranya yang kenyal. Cewek itu menangis.

“Kamu paling muda, jadi memiawmu pasti paling enak. Kamu mau tongkolku masuk memiawmu?” kata aku
sambil memilin-milin putingnya yang hitam dan mungil tetapi tebal.

“Huuu…jangaaannn…huuu…” ABG itu menangis lagi.

“Lihat Bu Lik Sari dan Bu Lik Poppy itu…memiawnya sudah jebol…kalau kamu nggak mau seperti mereka,
kamu harus nurutin apa kata aku, ngerti? Sekarang lihat ini,” Aku lalu menghampiri Sari yang sedang
dient*t dan disodomi berbarengan.Cerita Sex Dewasa

Aku pegang kepala Sari yang lagi menjerit-jerit kesakitan. Lalu aku paksa dia mengulum tongkol aku
lagi sampai tongkol aku basah. Terus aku suruh temen aku yang lagi nyodok memiaw Sari bangun, gantian
dia memasukkan tongkolnya ke mulut Sari.

Terus aku suruh pindah tongkol temen aku satunya dari pantat ke memiaw. Badan Sari kelojotan dan
gemeteran waktu aku paksa tongkol aku ikut masuk memiawnya.

Temen aku yang dari tadi menyodomi dia rupanya nggak tahan lama lagi. Dia cepat-cepat menggerakkan
tongkolnya maju mundur. Sari menjerit histeris, sebab dua tongkol di dalam memiawnya bikin memiawnya
seperti mau sobek.

Temen aku rupanya nggak tahan. Nggak lama dia ngecrot di dalam memiaw Sari. Yang di atas juga gitu,
dia ngecrot lumayan banyak di dalam mulut Sari. Sari ambruk, lemes di lantai. Sekarang aku balik ke
Poppy yang lagi menjerit-jerit karena dipaksa duduk di atas tongkol temen aku.

Kedua teteknya dicengkeram sehingga dia terpaksa bergerak-gerak naik turun. Dari belakang, aku dorong
punggung Poppy yang mulus sampai dia ambruk di atas dada temen aku.

“Kamu nggak mau disodomi juga kan. Lihat nih,” kata aku lagi kepada Umi yang makin kenceng nangisnya.

Poppy menjerit melengking waktu telunjuk aku paksa masuk ke lubang anusnya. Rapet banget, jadi aku
paksa satu telunjuk lagi masuk dan aku gerak-gerakin, bikin lubangnya makin lebar. Sampai cukupan buat
masuknya kepala tongkol, aku sodok aja. Kepala tongkol aku sekarang kejepit pantat Poppy. Aku dorong
dua senti,

Poppy menjerit lagi. Mundur satu senti lalu maju tiga senti. Poppy makin keras menjerit. Lalu mundur
lagi satu senti dan dengan tenaga penuh….

“Aaaaaachhhhh…aauuhhhhh….saakkkiiitt….nggghhhhh….” Poppy menjerit histeris.

Tongkol aku masuk sampai pangkalnya ke dalam lubang pantatnya. Sempit banget, sampai kerasa tongkol
aku seperti remuk di dalam. Tapi terus aku genjot agak lama.

Lima menitan, aku lepas dan dua temen aku yang tadi ngerjain Sari udah siap di belakang Poppy, mau
gantiin. Aku balik ke Umi, sementara Poppy mulai menjerit lagi waktu pantatnya disodomi lagi. Tapi
jeritannya hilang waktu mulutnya juga diperkosa.

“Gimana? Kamu mau nurut?” kata aku sambil jongkok di sebelah Umi dan mengucek-ucek memiawnya yang
berjembut tipis.

“I…iya…iya…” katanya terbata-bata.

“Bagus, sekarang bersihin tongkolku,” kata aku sambil berdiri, menyodorkan tongkol aku yang basah air
mani temen aku dan darah dari pantat Poppy.

Umi menelan ludahnya, tampangnya tampak jijik. Tapi karena takut, dia jilat juga tongkol aku. Gila,
aku kayak di awang-awang, apalagi dia terus mulai menyedot-nyedot tongkol aku. Setelah lama dia
nyepong aku, aku liat tiga temen aku udah selesai. Poppy kayaknya pingsan. memiaw, pantat dan mulutnya
belepotan air mani.

“Aku juga bersihin dong,” kata temen-temen aku berbarengan.

Umi nggak punya pilihan lain. Akhirnya gadis imut-imut itu berjongkok di depan empat lelaki, menjilati
dan menyepong tongkol-tongkol berlendir.

Tidak cuma itu, dia juga aku suruh jilat seluruh air mani di badan Sari dan Poppy. Malah, dari memiaw
Sari aku sendokin air mani dan aku suapin ke mulut Umi yang berbibir mungil itu.

“Huuu…huuu…sudahh…saya mau pulang…” Umi terisak sambil duduk bersimpuh.

“Boleh, tapi kamu harus joget dulu,” kata aku sambil melepas ikatan di tangannya.

Umi seperti kebingungan. Tapi tiba-tiba ia menjerit karena temen aku tahu-tahu menyabetkan ikat
pinggangnya, kena payudara kirinya.

“Ayo cepet joget!” bentaknya.

Takut-takut Umi berdiri, tapi kali ini temen aku yang lain menampar pantatnya dari belakang.
“Joget yang hot!” bentaknya.

Akhirnya Umi mulai meliuk-liukkan tubuhnya. Merangsang banget, gadis berjilbab tapi bugil, joget di
depan aku. Aku tunjuk selangkangannya.

“Ayo, gerakin pinggulmu maju mundur sampai memiawmu kena telunjukku ini,” kata aku.

Umi nurut. Pinggulnya maju mundur sampai memiawnya yang berjembut tipis nyenggol telunjuk aku. Pas mau
nyenggol kelima kalinya, sengaja aku sodok agak kenceng sampai seperti menusuk klentitnya. Umi
menjerit kesakitan. Sekarang dia malah ketakutan waktu tiga temen aku ikut joget di sekelilingnya
sambil memegang-megang buah dada, pantat dan memiawnya.

“Jogetmu bikin aku ngaceng nih!” kata aku sambil mengacungkan tongkol aku yang emang udah tegang
banget.

Temen-temen aku ketawa ngakak lalu memegangi kedua tangan Umi dan menelentangkannya di lantai.

“Aaahhh….janngaaaannnn….kalian jahaaaattt…aaahhhh…” Umi menjerit dan meronta-ronta.
Satu kakinya dipegangi temen aku, satu lagi aku pegangin, ngangkang lebar banget. Umi nangis lagi,
waktu ngerasa memiawnya mulai kesenggol kepala tongkol aku.

Cewek mungil ini menjerit keras waktu jari aku dan temen aku menarik bibir memiawnya ke kanan dan
kiri. Terus, tongkol aku mulai masuk 4 senti dan tarikan langsung dilepas. Sekarang tongkol aku
kejepit memiaw perawan yang sempit. Aku ambil posisi, pegangan dua buah dadanya yang mulus sambil
jempol dan telunjuk aku menjepit pentilnya.

“Aku harus adil dong, masak saudaramu dapat tongkol, kamu nggak?” kata aku sambil dengan tiba-tiba
mendorong tongkol aku maju dengan kekuatan penuh.

Akibatnya luar biasa. Umi menjerit sangat keras. Aku sendiri merasa tongkol aku merobek sesuatu yang
sangat liat. Begitu tongkol aku mentok ke dasar memiawnya, aku berhenti sebentar. Kerasa memiawnya
berdenyut-denyut meremas-remas tongkol aku. Pelan-pelan aku merasa ada cairan hangat membasahi tongkol
aku. Itu pasti darah perawannya.

Akhirnya, ABG imut-imut itu menjerit-jerit tak berhenti waktu tongkol aku kocok dengan gerak cepat di
dalam memiawnya. Apalagi temen-temen aku asyik meremas-remas teteknya. Malah, kerasa ada yang mulai
nusuk pantatnya pakai jari. Ada lagi yang memaksanya ngemut tongkolnya.

Nggak lama, aku pindah tongkol ke pantatnya setelah Umi dibikin nungging. Lagi-lagi Umi menjerit
histeris, sebab pantatnya yang lebih sempit dari memiawnya itu tetap bisa aku jebol pakai tongkol aku.

Seperti dua cewek lainnya, sekarang Umi telentang di atas dada aku, terus memiawnya yang berdarah
disodok tongkol temen aku dari depan. Mulutnya sekarang malah dipaksa ngemut dua tongkol sekaligus.

Sekarang Umi aku paksa nungging di atas dada temen aku sambil tongkolnya tetap di dalam memiaw cewek
yang baru lulus SMU itu. Dua tongkol masih berebut masuk mulutnya. Dari belakang, sekarang aku coba
masukin tongkol aku, bareng tongkol temen aku yang sudah masuk duluan.

Umi merintih kesakitan, waktu tongkol aku bisa masuk. Pas tongkol temen aku masuk sampai pangkalnya,
aku sodok keras-keras sampai tongkol aku juga masuk sampai pangkal. Umi memiawik keras, sebab terasa
ada yang ‘krekk’ di dalam memiawnya. Selaput daranya mungkin sobek lebih lebar lagi.

Aku ambil tongkol karet punya temen aku, terus aku tusukin jauh-jauh ke dalam anusnya. memiawnya jadi
terasa tambah sempit aja. Umi mengerang panjang waktu aku nggak tahan lagi, ngocokkan tongkol beneran
dan tongkol karet makin cepat.

“Minggir…minggir…” kata aku ke dua temen aku yang lagi memperkosa mulut Umi.

Cepet aku masukin tongkol aku ke dalam mulut berbibir mungil itu dan, sedetik kemudian, air mani aku
tumpah banyak banget di dalam mulutnya. Umi sudah lemas waktu dia ditelentangin dan tiga temen aku
antri ngocok cepat-cepat lalu nembak di dalam mulutnya.Cerita Sex Dewasa

Cewek itu betul-betul tak berdaya. Saat temen aku yang terakhir nyemprot ke dalam mulutnya, dia malah
sudah pingsan. Mulutnya yang terbuka betul-betul putih, penuh air mani. Malah, wajah imut-imutnya juga
ikut basah.

Tiga cewek itu sekarang sudah di mobil lagi. Mulut-mulut mereka yang penuh air mani sudah dilakban,
sedang tangan diikat di belakang punggung. Tiga cewek bugil itu digeletakkan begitu saja di lantai
tengah mobil.

Sari yang pertama siuman, merintih dan menggeliat. Dua temen aku yang jaga di jok tengah lalu
mengangkatnya hingga duduk di tengah-tengah. Lagi-lagi payudara montoknya diremas-remas dan putingnya
disedot-sedot. Sari cuma bisa merintih. Tapi ia mengerang kesakitan waktu dua ujung gagang kuas lukis
yang runcing didorong di atas dua putingnya sampai tak bisa maju lagi.

“Ini bagus dan menarik,” kata temen aku lalu mengikat empat kuas dengan karet gelang di dua ujung
gagang kuas, masing-masing dua kuas.

Ia lalu merenggangkan kedua kuas dan menyelipkan payudara Sari di antaranya. Selanjutnya, tarikan
dilepas sehingga kuas kembali merapat dan menjepit erat gumpalan daging montok itu di pangkalnya.

Dua buah dada Sari diperlakukan seperti itu, sehingga menggelembung dan makin lama makin terlihat
merah kehitaman. Sari merintih dan menggeliat-geliat kesakitan. Lalu Poppy yang menyusul siuman juga
diperlakukan sama.

Terakhir, begitu sampai Kasongan, Umi siuman. Perlakuan yang diterimanya nyaris sama. Bedanya, cuma
dua kuas yang menjepit di payudaranya. Tapi, pasti sakit sekali karena yang dijepit adalah dua
putingnya sekaligus.

Rumah Sari dini hari itu sepi sekali. Maka mobil langsung masuk garasi yang memiliki pintu tembus ke
kamar Sari. Tiga pigura besar langsung disiapkan temen-temen aku. Lalu cewek-cewek yang masih
menggeliat kesakitan itu, kita ‘pigura’ dengan tangan terikat di frame atas, kaki di frame bawah.
“Ini pasti lucu,” kata temen aku sambil bawa masuk dongkrak mobil.

Diputarnya dongkrak sehingga bagian pengangkat turun merapat dan ulirnya yang berdiameter tiga senti
menonjol tiga senti. Lalu dibuatnya Umi duduk di atas dongkrak. Otomatis besi berulir menusuk
memiawnya.

Lalu diputarnya lagi dongkrak sehingga turun dan besi berulir naik. Umi mengerang kesakitan, sebab
begitu besi pengangkat rapat, besi berulir itu mencuat ke dalam memiawnya sedalam 10 senti lebih.

Darah perawannya bercampur air manipun menetes ke dongkrak dan lantai keramik putih. Sedang Sari dan
Poppy dipigura pada posisi berdiri. Dua puting Sari dan Poppy lalu disentuh dengan raket nyamuk.

Sekejap tapi dua cewek itu langsung melonjak dan mengerang kesakitan. Lalu gagang raket ditusukkan ke
dalam memiaw Poppy. Lubang pantatnya dimasuki lima kuas dengan bulu di dalam. Di memiaw Sari aku
masukin dua baterai besar dan satu di pantatnya.

Tiga buah pancing lalu aku ikat di pigura Sari. Lalu, tiga kail aku tancapkan di pentil dan
klitorisnya. Sari mengerang hebat waktu tali pancing aku gulung sampai menarik tiga titik peka itu.
Sampai akhirnya, Sari pingsan lagi.

“Kamu berdua harus pingsan lagi ya?” kata aku kepada Poppy dan Umi yang ketakutan waktu ngelihat enam
tusuk gigi lancip di tangan aku.

Pertama-tama Poppy yang mengerang hebat waktu dua tusuk gigi aku tancepin di dua pentilnya sampai lima
senti. Darah lalu mengalir dan menetes lewat ujung tusuk gigi. Waktu klentitnya yang aku tusuk dari
bawah sampai tembus ke atas, Poppy mengerang lagi dan tubuhnya kejang sampai akhirnya lemas, pingsan.

Baca Juga Cerita Sex Aku Hamil

Sekarang Umi yang ketakutan. Aku tarik satu persatu putingnya, aku tusuk tembus melintang sehingga
nyangkut di gagang kuas. Darah juga menitik lewat ujung tusuk gigi. Seperti Poppy, dia juga pingsan
waktu klentitnya juga aku tusuk tembus melintang.

Keadaan sepi, aku dan temen-temen membuka lebar korden ruang tamu, lalu menyalakan lampu. Cepat kami
cabut dari situ sambil melihat pemandangan indah di ruang tamu… *** Seminggu kemudian, aku mampir ke
rumahnya.

Berlagak nggak tahu, toh Sari, Poppy dan Umi juga nggak tahu kalo aku yang merkosa mereka. Tapi aku
kaget juga waktu yang membuka pintu bukan mereka, tapi seorang gadis berjilbab putih panjang dan jubah
ungu.

“Saya Kantuningsih. Saya kos di sini,” kata gadis berwajah khas Jawa itu.

“Bu Sari kemana?”

“Bu Sari sekarang tinggal di Klaten…” sahutnya.

Ow… ow… aku kecewa. Tapi entar dulu, kapan-kapan si Kantun ini perlu disodok juga memiawnya. Temen-
temen aku harus dikasih tau ! Betapa mempesonanya wanita ini. dibalik kesopanan pakaian tersembunyi
pesona liar.