Cerita Sex Ku Entot Manager Hotel Ku Yang Montok

Cerita Sex ini berjudul “Cerita Sex Ku Entot Manager Hotel Ku Yang Montok” Cerita Dewasa,Cerita Hot,Cerita Sex Panas,Cerita Sex Bokep,Kisah Seks,Kisah Mesum,Cerita Sex Tante,Cerita Sex Sedarah,Cerita Sex Janda,Jilbab,Terbaru 2020.

Ceritasexindo – Saya yaitu seseorang dosen saat sarjana yang mengajar serta berikan seminar di mana-mana. Saya tinggal di Bogor serta hidup cukup bahagia dengan keluargaku. Satu saat, tengah iseng-iseng bermain dengan internet, saya dapatkan dia, wanita ini bernama Mila. Memiliki hasrat birahi yang hampir sama denganku yakni bermain dengan tali.

Narasi Sex Indonesia Dalam chat serta e-mail saya berhasil ketahui kalau dia bekerja di satu hotel di Jogja jadi Sales Manager. Hemm, kebetulan 2 minggu sekali lagi saya harus memberi seminar 2 hari di Undip Semarang.
Tidak sabar menanti hari itu, masih tetap asik saya mengorek info lewat e-mail. Kami bahkan juga bertukar foto (sudah pasti saya tidak kirim foto yang sesungguhnya), Mila bahkan juga pernah kirim photonya saat dia diikat oleh GMnya.
Oh ya, menurut pengakuannya usianya 34 th., Mila telah 3 th. menikah dengan seseorang penerbang yang bekerja di maskapai multinasional yang bermarkas di Hong Kong. Pertemuan dengan suaminya hampir cuma 2 minggu sekali.
Mila memiliki hubungan spesial dengan lelaki yang telah lama ia kenal serta mengakui sepanjang tersebut dia kagum pada Mila, kurang lebih mulai sejak pertemuan mereka yang mana Mila jadi anak buahnya 7 th. waktu lalu di Bali. Lelaki itu saat ini merekrut Mila jadi Sales Managernya. Lelaki itu (GMnya), menikah dengan manager personalia satu bank di Semarang, tidak tinggal dengan karna karier. Hingga waktu dia tidak pulang ke Semarang, Milalah yang isi kekosongannya itu. “Yogya, Yogya, mari mas, yang ini telah ingin pergi mas,! ”
Nada kenek itu membuyarkan lamunanku, baru selesai seminar serta agak capek saya bersiap-siap ke Yogya ; umumnya segera naik bis Nusantara atau Ramayana ke Yogya serta berhenti di Ringroad ke tempat tinggal keluarga, ortu serta adikku tinggal. Tapi sekarang ini saya telah miliki kemauan beda, saya juga akan menculik si Mila yang ngegemesin serta senantiasa mengganggu fikiranku, telah satu bulan lebih ini saya senantiasa main internet spesial untuk dapat baca tulisannya atau saksikan photo hornynya.
Jadi bis berhenti di Ringroad juga namun saya segera ke jalan Solo, ke hotel berbintang lima itu, memanglah diam-diam saya membawa photo ke paranormal serta beliau katakan nama hotelnya.
Hotel tempatnya bekerja berdiri pas bersebelahan dengan hotelku. Sesudah saya cek in di hotelku, saya datang ke hotelnya. Hari telah sore saya tahu persis kalau Mila itu tentu telah pulang, jadi gagasan juga akan digerakkan besok.
Dari hotel saya naik taksi ke Alfa serta beli sebagian gulungan tali pramuka yang berwarna putih. Juga sebungkus lilin murahan. Pastinya juga gunting yang cukup tajam, ingin beli jepitan baju dari kayu tidak ada, jadi beli yang dari plastik saja tapi ada lubangnya hingga dapat dimasukin tali.
Besok harinya after breakfast saya mendatangi hotelnya, yang cuma 25 mtr. dari hotelku. Saya bertanya sama Mbak yang di resepsionis serta tuturnya Mila kantornya itu tuch yang dekat GM nya tuturnya dengan sinis (mungkin saja dia tidak sempat di perhatikan sang GM).
Dengan kenakan pakaian necis lengkap dengan dasi dengan confident saya datangi kamar kerjanya Mila. “Wah orangnya pas seperti yang di foto yang dikirimnya rambutnya panjang terurai di bahunya, kulitnya putih muka gabungan cina jawa, tinggi tubuhnya 170cm beratnya mungkin saja 58 kg, padat bodynya.. hmm! ”
Mila berdiri serta kami bersalaman ; hatiku begitu bersukur. Selekasnya saya kuasai diri serta mengenalkan diri kalau saya yaitu Steering Comitte dari satu seminar internasional tentang Lingkungan Hidup serta tertarik menyewa 50 kamar serta ruangan sidang untuk satu minggu penuh.
Mila menerangkan harga nya serta bertanya kapan acaranya juga akan diawali. Secara singkat masalah detail seminarku telah beres (walau sebenarnya seminar itu rekayasaku belaka). Mila menerangkan panjang lebar mengenai paket seminar dengan semua fasilitasnya sembari kadang-kadang melemparkan senyum manisnya,. saya makin mengagumi akan, kemarin..
“Bagaimana bila proposalnya dapat Dik Mila antarkan ke hotel saya? ” umpanku sembari mengatakan hotel tempatku tinggal.
“Mengapa Ayah tidak tinggal disini? ” bertanya Mila.
“Lho maunya memanglah demikian, tapi kata resepsionis barusan kamar telah penuh” balasku.
“Betul Pak, mungkin saja besok Ayah dapat bermalam di sini serta bersedia coba service kami disini? ”
“Boleh saja,.! ” jawabku sembari menginginkan ‘pelayanan’ yang beda.
“Saya bookingkan ya Pak,! ” saya mengangguk sembari sembunyikan kekagumanku juga akan ketertarikanku kepadanya. Mila tidak cantik, dia menarik serta menarik. Lantas Mila berjanji juga akan mengantarkan proposalnya besok jam 10. 30 pagi.
Keesokannya telpon di kamar suiteku berbunyi, oh rupanya Mila telah datang.
“Mila ingin segera ke atas? Ini kamar suitenya bagus lho, ada istri saya juga, agar saya kenalkan sekalian! ”
“Oh ya, kebetulan saya belum juga sempat saksikan kamar suite di hotel ini, sebentar saja ya Pak” sahut dari seberang telpon.
Hingga di suite roomku, saya silahkan Mila duduk. Mila tampak begitu manis dengan senyumnya yang menarik. Hari ini Mila kenakan blus berwarna biru jelas mengkilap berlengan panjang dengan jenis kerah shanghai dengan kancing putih yang berbaris rapi dari leher sampai hampir ujung pakaiannya, menggunakan rok hitam dan menggenggam HP warna Biru Kuning, di pergelangan tangan kirinya ada jam tangan berupa gelang. Di tangan kanannya ada karet pengikat rambut berwarna hitam, serta kutawarkan minuman, dia pilih apple jus kesukaannya. Kutuangkan dalam gelas yang telah kucampur obat tidur yang kubeli tempo hari dari toko obat di Malioboro.
“Ibu dimana Pak, ” bertanya Mila seraya meminum jusnya
“Oh, berada di kamar mandi.. ”
“Buu,.. buu..! ” teriakku seakan-akan ada dia disana.
Mila meneguk kembali minumannya hingga nyaris habis serta benar juga kata si engkoh, Mila segera tertidur di sofa ruangan tamu. Sesudah pintu kukunci, saya segera beraksi, pertama kubuka pakaiannya yang senantiasa terlihat ketat, mulai kancing bawah sampai ke atas lantas BH Triump nya yang no 36, rok hitam yang 10 cm diatas lutut, serta paling akhir CD merk Sloggy yang terlihat bersih. Setelah itu saya mulai mengaplikasikan langkah ikatan yang kuintip dari internet. Tuturnya yang paling mutakhir itu yang dari Jepang namanya Karada. Teorinya dari tubuh dahulu, tapi saya takut dia terbangun, jadi agar aman tangannya dahulu.
Tangan kiri kuikat erat pergelangannya, juga tangan kanan. Lantas ke-2 tangannya dibawa ke punggung serta keduanya diikat dengan type yang mengunci (seperti laso, semakin bergerak semakin erat) serta dikaitkan dengan tali sekali lagi ke leher ah janganlah kasihan kelak dapat tercekik. Meskipun tidak berada di teori tali yang mustinya ke leher kuteruskan dari leher ke depan melalui susu serta dibawah buah dada di lingkarkan serta diikat erat hingga dadanya membusung seperti gunung merapi ingin meletus.
Supaya kakinya tidak menendang meskipun masih tetap gunakan sepatu Edward Forrer dari Bandung dengan hak 7 cm serta ada talinya melingkar manis di pergelangan kaki itu juga diikat erat gunakan tali beda. Sepatu ini yang diberi nama dia sepatu sexy.. dalam sebagian e-mailnya. Trus turut teori saja, tali yang di buah dada diteruskan kebawah lewat vagina serta keatas sekali lagi di belakang serta diikatkan ke tangannya yang dipunggung. Meyakinkan Mila telah terikat erat, saya segera menggendongnya,
“Oops, lumayan juga beratnya..! ” lantas menempatkannya ditempat tidur dalam tempat miring, karna tangannya terikat ke belakang. Saya tutup serta mengunci pintu yang menghubungkan ruangan tamu dengan kamar tidurku. Saya cape juga mengerjakannya serta menggendongnya, hingga tertidur di samping Mila.
Saya terbangun oleh nada makian wanita.
“Shit, ugh! Apaan ini!? ”
Mila dengan muka ketakutan lihat badannya yang berbusana tali. Yes my dream comes true! Fikirku. saya berhasil mengikat Mila, serta ia terbangun sembari memaki-maki,
“Pak, sadar Pak.. Ibu berada di kamar mandi.. berani-beraninya melakukan perbuatan begini pada saya” teriak Mila sembari meronta-ronta berupaya buka ikatannya.
“Lepaskan aku”
Takut terdengar kamar samping sebelumnya Mila berhasil berteriak minta tolong, dengan gerak cepat kuambil lakban perak di meja tempat tidurku,
“.. srett” serta kusumbatkan ke mulutnya, “mmhh!! mmhh!! ”.
Mila mulai mengeliat coba membebaskan dianya, walau demikian makin tangannya bergerak jadi makin kencang juga ikatan yang berada di buah dadanya yang gede itu. Matanya melotot geram, ia tampak kesakitan tapi mungkin saja ia nikmati juga.
“Oh Mila sayang, istriku memanglah berada di kamar mandi, tapi di tempat tinggalnya di Bogor, ” jerit tawaku yang kubuat seram.
“Permainan baru juga akan diawali Mila” kataku dengan tegas.
“Uugh, mmh, awwh!! ” Mila cuma dapat mengeluh tanpa ada nada.
Matanya mulai berkaca-kaca serta terlihat putus harapan. Saya mulai bekerja jepitan baju kupasang di ke-2 putingnya serta dikaitkan dengan tali kecil yang nyambung ke tangan yang dipunggung. Mila meronta-ronta menggerakkan tangannya berusaha untuk melepas ikatannya, tapi akhirnya yaitu ikatan di buah dadanya makin menyakitkan, juga putingnya jadi tertarik oleh jepitan baju serta menaikkan rasa sakit.
Masih tetap belum juga senang saya meneteskan lilin panas pada jarak 40 cm dari buah dadanya, nyatanya ia tidaklah terlalu kesakitan jadi kudekatkan jadi jarak 20 cm ia menggeliat, meronta mmh,.! ugh,.! makin terikat serta semakin sakit serta ia sudah melalui tak tahu orgasme yang keberapa kalinya lewat tali yang melilit lewat vagina serta anusnya.
Pada akhirnya Mila terlihat memelas sekali seperti minta diampuni, mungkin saja karna telah sangat capek meronta-ronta serta orgasme. “Kamu juga akan saya bebaskan bila ingin ngemut punyaku serta minum hingga bersih, ok? ”
Matanya mengedip lemah. Tapi saya belum juga senang, saya beralih fikiran, terlebih buah zakarku yang begitu semangat telah menunjuk-nunjuk ke Mila! Saya buka ritsluiting celana lalu melepas ikatan di kakinya yang rapat itu lantas pergelangan kakinya yang masih tetap terikat dengan sepatu yang sexy itu kusambungkan ke kaki tempat tidur hingga Mila terlentang dalam tempat tangan terikat ke belakang sesaat kakinya terikat terlentang.
Penisku 16cm itu masuk dengan paksa ke vaginanya yang nyatanya telah bercairan. Masuk, keluar, masuk, keluar, berulang-kali sampai spermaku muncrat. Saya terbaring lunglai, diatas badan Mila yang berbusana tali itu, sesudah menjangkau puncaknya,
“Good Girl” kataku sembari memegang kepalanya seperti saya menyayang-nyayang anjing kesayanganku si Bonci. Mila pingsan tidak sadarkan diri.
Selekasnya saya bersihkan badannya seadanya dengan handuk yang kubasahi, menggunakankan bajunya lengkap dengan blus biru kerah shanghainya, mengancingi blusnya berurutan rapi. Menggunakankan CD sesudah spermaku kubersihkan. Saya ganti ikatannya dengan lakban perak, meliliti badannya yang berbusana, membelenggu kembali tangannya kebelakang, kakinya saya satukan sekali lagi dengan lakban yang sama, kaki yang bersepatu yang sexy (itu sebutannya di e-mail) itu saya kulum dengan gemas.
Meyakinkan tangan kakinya telah terikat, dan mulutnya telah terhalang, saya utak atik HPnya mencari tahu nomor HPnya lantas dan merta mematikannya, kulihat banyak miss call serta SMS, sebagian dari GMnya
“Mami, telah jam 5 sore kok belum juga kembali. Sales Call, tempat? ” ada 4 SMS yang bernada sama.
Kumatikan HPnya agar dia jangan pernah dapat SMS untuk minta tolong, juga saya cabut kabel telpon di kamarku. Mila mulai siuman, lalu kuperlihatkan handycam yang barusan sudah di gunakan pada tempat tersembunyi. Saya meneror bila katakan siapapun juga, rekaman ini juga akan saya unggah website dewasa, bahkan juga dapat kuperbanyak serta kujual kuedarkan.
Matanya kutatap, berkaca-kaca, Mila meronta-ronta kesempatan ini apa daya lakban perak telah mengikat erat serta merekat di badannya, Mila menangis tersedu-sedu, putus harapan serta pasrah. Semalaman penuh Mila kugarap demikian rupa, karna saya juga akan cek out besok pagi, jadi malamnya saya perkosa sampai dia pingsan lagi
Esok harinya, saat tunjukkan jam 6. 00 pagi. Saya tinggalkan dia di kamarku dengan badannya yang berbusana namun masih tetap terikat lilitan lakban perak, kubiarkan sinyal Do Not Disturb menggantung di pintu kamarku. Saya segera kembali pada Bandung dengan KA Argowilis.
Di KA sembari nikmati hasil rekaman video pada laptopku, saya mempersiapkan narasi ini serta kukirimkan padanya lewat e-mail hingga dia paham siapa sesungguhnya yang ‘telah memperkosanya’. Tak tahu bagaimana dia dapat melepas ikatannya, jadi misteri sendiri.